Para penggemar drama Korea (drakor) mungkin pernah susah move on dari drama seri “Start Up”. Jangankan penggemar drakor, kepopuleran drama ini juga merebak sampai ke kalangan antifans drakor. Meme, berita, bahkan artikel (bukan resensi film) yang membahas “Start Up”, membuat drama ini makin popular. Karenanya istilah mentor sangat terkenal saat itu.
Ada yang kangen dengan sang mentor Han Ji Pyeong? Atau merasa mirip Han Ji Pyeong? Boleh saja kok merasa mirip second lead figure dalam drama “Start Up” ini, baik mirip ketampanannya, maupun peran yang dijalankan. Dalam drama yang meraih rating tinggi ini, Han Ji Pyeong berperan sebagai mentor, bagi para new comers di dunia “Start Up”. Setelah ikut melakukan seleksi, ia juga membimbing para pelaku bisnis yang nyaris tidak memiliki pengalaman dalam bisinis apapun, untuk menjalankan bisnis mereka. Ia selalu bersedia untuk menjawab pertanyaan para newbie, mulai dari pertanyaan mengenai strategi bisnis hingga bagaimana menjadi CEO yang baik.
Bayangkan jika Anda memiliki figure seperti Han Ji Pyeong sebagai mentor Anda di kantor, bagaimana, senang? Bukan hanya lesung pipinya yang bagi kebanyakan wanita sangat menawan, peran yang ia jalankan dalam membimbing para pelaku bisnis untuk survive di dunia bisnis yang kejam sangat signifikan.
Jika Han Ji Pyeong, adalah seorang mentor, maka apa bedanya dengan Coach atau bahkan trainer dan konselor? Menurut definisi International Coach Federation, Coaching adalah : bentuk kemitraan dengan Klien, dalam proses pemikiran yang memprovokasi dan kreatif dalam menginspirasi mereka untuk memaksimalkan potensi pribadi dan professional mereka. Kalau hanya membaca definisi mungkin masih agak sulit dicerna. Tabel di bawah ini merangkum persamaan dan perbedaan ketiga profesi tersebut :
Coaching | Mentoring | Counselling | Training |
Berfokus pada masa kini dan masa depan, dengan dampak yang bisa segera terlihat | Berfokus pada saat ini | Berfokus pada masa lalu dan saat ini | Berfokus pada saat ini walaupun dampak training akan terlihat di masa datang |
Dialog 2 arah | Dialog satu atau dua arah | Dialog dua arah | Dialog satu arah / dua arah / kelompok |
Bukan instruksi | Bisa memberikan instruksi maupun informasi | Bisa memberikan instruksi, namun tidak banyak | Sangat banyak memberikan informasi |
Tidak memberikan nasehat | Bisa memberikan nasehat | Bisa memberikan nasehat | Bisa memberikan saran / nasehat maupun brainstorming dari kelompok |
Fokus pada pencapaian / pengembangan positif | Fokus pada transfer skill dan pengetahuan | Fokus pada penyembuhan mental dan kejiwaan | Fokus kepada peningkatan pengetahuan / skill |
Jika Anda yang menonton “Start Up” dan ingat adegan dimana Han Ji Pyeong menjawab 400 pertanyaan dari Seo Dal Mi, serta ketika ia memberikan nasehat kepada Kim Yong San untuk tidak menjadi CEO, merupakan contoh prilaku yang dilakukan seseorang yang berperan sebagai mentor.
Apakah yang terjadi jika Han Ji pyeong seorang coach dan menghadapi situasi serupa ini? Ia akan membuat Seo Dal Mi menemukan jawaban terhadap 400 pertanyaan tersebut dalam dirinya, maupun membuat gadis cerdas ini menyadari bagaimana memperoleh jawaban-jawaban atas pertanyaannya. Sementara itu untuk kasus Kim Yong San, ia akan membuat pemuda tersebut menyadari bakat, kemampuan maupun keinginan terpendamnya, sehingga Kim Yong San mengambil keputusan sendiri bahwa dirinya kurang cocok menjadi CEO.
Tidak hanya dalam drama, dalam kehidupan nyata, dalam perjalanan karir seseorang, terkadang terjadi masa masa dimana karir terasa mandeg, motivasi turun drastis, seiring dengan konsep diri yang hancur berantakan. Semua terasa serba salah, lebih parah lagi kita tidak tahu harus berbicara atau curhat dengan siapa, sebab kita khawatir akan dinilai tidak kompeten bahkan cengeng. Atau ada pula saat dimana semangat dan kepercayaan diri kita begitu besar, namun tidak dapat membuat prioritas, mana yang harus didahulukan. Pada saat seperti ini kehadiran seorang Coach, anda perlukan. Seorang Coach, yang akan bermitra, dan membersamai anda mencapai tujuan.
Anda ingin mengetahui mengenai coaching atau mencoba sesi coaching ? Silakan hubungi saya, karena saya akan senang menjadi teman seiring anda dalam berkarir.
Artikel karya: Dian Puty Oscarini, LCPC – CPCP 40