Ketika dua orang bersepakat menikah, sebab yang mendasarinya bisa jadi amatlah beragam. Telah menemukan seseorang yang punya kesamaan visi misi, mengikuti anjuran agama yang dianut, atau menimbang usia yang sudah cukup matang untuk berumah tangga, adalah beberapa diantara alasan-alasan tersebut. Berbagai persiapan menuju hidup baru ini pun kemudian dilakukan, mulai dari memberitahukan kepada keluarga besar, mendaftarkan perkawinan ke Kantor Urusan Agam (KUA) atau Kantor Catatan Sipil (KCS), hingga mempersiapkan pesta pernikahan.
Pernikahan bukanlah akhir perjalanan. Sebaliknya, pernikahan ibarat halaman pertama sebuah buku yang menanti untuk diisi dengan berbagai cerita baru. Pernikahan bahagia dan harmonis tentu merupakan idaman bagi setiap pasangan, namun kehidupan perkawinan tidak selalu seperti dongeng Cinderella dengan “happily ever after” nya. Bukan pula seperti kendaraan yang melaju mulus pada jalan bebas hambatan yang tanpa halangan. Ada kalanya jalan menikung, sehingga pedal gas perlu direnggangkan dan bersiap di pedal rem. Di lain waktu, bisa jadi terdapat kendaraan yang bergerak lambat di depan kita yang menghangi kecepatan kita.
Atau, kelelahan yang kita rasakan karena telah mengemudi berjam-jam tanpa henti. Begitu pula dalam kehidupan pernikahan, dimana ada bermacam-macam situasi yang perlu dihadapi demi menjaga supaya tujuan pernikahan dapat tercapai. Oleh karenanya, setiap calon pasangan pengantin perlu menyadari hal ini supaya lebih siap menghadapinya saat gerbang pernikahan telah terbuka.
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut. Jika pasangan melakukannya secara mandiri, mereka dapat berdiskusi berdua. Ada juga yang melibatkan pihak lain, misalnya konseling pranikah dan coaching pranikah. Kali ini, saya akan menjelaskan mengenai coaching pranikah atau premarital coaching.
Pengertian Coaching Pranikah
Menurut Loop Institute of Coaching, coaching adalah sebuah proses membangun kesadaran diri untuk menemukan potensi terbaik melalui percakapan bermakna untuk mencapai tujuan. Seorang coach bertindak seperti cermin, yang memiliki posisi setara dengan coachee dan merefleksikan pemikiran coachee untuk menggugah sudut pandang baru yang sebelumnya tak disadari atau tak terlihat oleh coachee. Dalam premarital coaching, pendekatan yang digunakan adalah team coaching, yang melibatkan seorang coach beserta dua orang coachee. Menurut International Coaching Federtion (ICF) team coaching adalah sebuah pengalaman penggalian yang memanfaatkan sumber daya dan pengetahuan yang diberikan kepada sekelompok individu yang berada dalam hubungan sebuah tim yang memiliki tujuan dan kepentingan yang sama. Dalam sebuah pernikahan, suami dan istri adalah satu tim yang berlayar di perahu yang sama untuk mencapai tujuan yang sama.
Baca juga artikel Relasi Pernikahan dalam Sebuah Group Coaching!
Manfaat Coaching Pranikah
Coaching dapat membawa pengaruh positif bagi coachee. Merujuk pada survei yang dilakukan ICF pada tahun 2017, coaching yang dilakukan sebelum menikah dapat membantu coacee untuk:
- Meningkatkan keterampilan berkomunikasi
- Meningkatkan kepercayaan diri
- Meningkatkan keseimbangan antara kehidupan/pekerjaan
- Meningkatkan kesejahteraan
Melalui diskusi yang dilakukan selama proses coaching pranikah, manfaat lain yang dapat diperoleh yaitu satu sama lain dapat lebih mengenal dan memahami:
- Karakter dan nilai-nilai (values) diri maupun pasangan
- Skala prioritas di masa depan
- Pola komunikasi yang efektif
Topik-topik yang dapat menjadi fokus dalam coaching pranikah diantaranya adalah komunikasi efektif, kesepakatan mengenai pengelolaan keuangan dan bagaimaan mengelola konflik. Selain itu, topik yang tak kalah penting yaitu persiapan menjadi orang tua, dan bagaimana menyeimbangkan antara pengasuhan, karir, dan hubugan dengan keluarga besar. Penting untuk bersama-sama menyepakati topik yang akan dibahas pada setiap sesi coaching, supaya coaching dapat memberi dampak yang optimal.
Keberhasilan coaching sangat bergantung dari bagaimana kolaborasi dan komitmen coachee – yaitu calon suami dan calon istri – untuk menjadi sebuah tim yang kuat dan kompak. Tugas coach adalah hadir untuk membersamai coachee dalam proses pertumbuhan tersebut dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan membangkitkan kesadaran dan memfasilitasi pertumbuhan coachee menjadi pribadi-pribadi yang lebih siap dan mantap mengaruhi bahtera meski nantinya harus menghadapi badai atau ombak yang tinggi. (UY)
Lihat Postingan Membangun Keluarga Bahagia dengan Group Coaching!
Artikel Karya: Umbilin Purwaningsiwi, LCPC – Batch 54