Loop Institute of Coaching

Peranan Coaching dalam Quarter Life Crisis

Quarter Life Crisis, merupakan istilah dalam ilmu prikologi yang merujuk pada keadaan emosional yang umumnya dialami oleh orang orang berusia 20-30 tahun. Adapun gejala yang muncul adalah kekhawatiran, kesedihan, kurangnya motivasi juga keraguan terhadap kemampuan diri serta kebingungan menentukan arah hidup yang umumnya dialami. Krisis ini banyak dipicu oleh tekanan yang dihadapi baik dari dalam diri sendiri maupun lingkungan. Belum memiliki tujuan hidup yang jelas sesuai keyakinan diri, banyaknya pilihan serta kemungkinan yang bisa terjadi sehingga sulit untuk memilih.

 

 

Umumnya, pertanyaan tentang langkah apa yang akan diambil akan muncul setelah kelulusan kuliah dan mulai menapaki jenjang karier. Keraguan tentang langkah yang akan diambil, dimana fase ini sudah banyak tekanan dan tuntutan besar dalam hidup seseorang. Generasi masa kini, mulai generasi millenial (Y) maupun generasi Z sama sama menjadikan karier bukan semata mencari uang, namun juga sebagai ajang aktualisasi diri dan mewujudkan impian atau tujuan hidup. 

Pada saat seseorang beranjak pada usia 20-an, baik secara sadar maupun tidak sadar seseorang akan mengalami beberapa keadaan emosional pada dirinya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dr. Oliver Robinson dari Universitas Greenwich, akan ada empat tahapan sebelum seseorang merasakan quarter life crisis: 

  • Perasaan terjebak dalam suatu situasi 
  • Pikiran bahwa perubahan mungkin saja terjadi. 
  • Membangun kembali hidup yang baru. 
  • Mengukuhkan komitmen terkait ketertarikan, aspirasi, dan nilai-nilai yang dipegang. 

Quarter life crisis (QLC) bisa ditandai ketika kita sudah melakukan kerja keras, namun di akhir kita masih merasa tidak puas dan selalu merasa kecewa dengan diri sendiri. Harus kita akui, bahwa perasaan kecewa tersebut hadir karena kita membandingkan diri dengan teman atau orang lain. Tak jarang, perasaan tersebut juga akan membuat kita semakin merasa tertekan dan resah.

 
Salah satu trend yang saat ini bisa membantu melewati QLC tersebut adalah dengan mengikuti Coaching. 

Apa itu Coaching?

 

Coaching is partnering with clients in a thought provoking and creative process that inspires them to maximize their personal and professional potential.

 

Sederhananya, coaching adalah proses perjalanan menjelajahi diri, pikiran, perasaan yang diikuti oleh tindakan yang berasal daridalam diri coachee melalui hubungan antara coach dan coachee nya. 
Coach dan coachee akan menyepakati beberapa parameter sebagai ukuran, seperti : 

  • Tujuan yang ingin dicapai 
  • Jangka waktu pelaksanaan coaching (berapa lama dan sesi yang diikuti) 
  • Area area yang akan dikembangkan 
  • Faktor- faktor yang mempengaruhi pencapaian 

Menurut Stapleton dalam jurnalnya menyampaikan kesimpulan bahwa metode pendekatan Coaching secara efektif yang ditawarkan kepada coachee/klien secara langsung dan fokus, kesempatan membuat tujuan, rencana aksi, dan belajar kemampuan baru adalah mampu mengembangkan kesadaran diri klien, mengembangkan kepercayaan dirinya dan kemampuannya untuk dapat melihat situasi dari perspektif yang berbeda serta merefleksikannya secara teratur. 

 

Berdasarkan kesimpulan dalam Jurnal tersebut, metode pendekatan coaching dapat menjadi alternatif dalam mendukung seseorang melewati QLCnya. 

 

Jadi, apakah Anda berminat menjadi coachee untuk melewati Quarter Life Crisis Anda? 

 

Sumber : 
Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Quarter-life_Crisis; 
Stapleton, Alice, Coaching Clients Through the Quarter Life Crisis : Whar works?, International Journal Evidence Based Coaching and Mentoring no. 6, June 2012. 

cc Loop Indonesia 

Artikel karya: Ira Hutagalung, LCPC – CPCP 39

Scroll to Top
Scroll to Top