Mencapai Pegawai Berkinerja Unggul Secara Berkelanjutan
Coaching sebagai sebuah terobosan strategi optimalisasi kinerja individu pegawai, semakin diakui kontribusinya dalam mencapai kinerja organisasi untuk tetap bertahan menghadapi perubahan. Strategi organisasi bertahan menjadi bagian dari proses adaptasi terhadap proses perubahan yang terjadi. Beragam ikhtiar organisasi lakukan, bertujuan mempertahankan nilai keunggulan dan daya saing melalui proses kerja yang dilakukan. Perbaikan terus-menerus dilakukan agar kinerja lebih efektif dan efisien, diantaranya melalui optimalisasi potensi dan kapabilitas pegawai talenta unggulan sebagai ujung tombak organisasi.
Peran Coach
Peran dan fungsi Coach menjadi kunci keberhasilan strategi organisasi, sukses beradaptasi dengan beragam perubahan yang terus dilakukan.
Definisi Coach menurut Turkish Language Association, 2014 adalah seseorang yang bertujuan mengembangkan aspek kepemimpinan dan keterampilan managerial. Peran dan fungsi Coach dapat melekat pada figure Atasan Langsung, atau Atasan Tidak Langsung dari Direktorat SDM dan bahkan dari Profesional Coach di luar Organisasi.
Individu pegawai mencapai prestasi kinerja terbaiknya diantaranya dengan difasilitasi pemahaman potensi dan kapabilitasnya dengan dukungan Coach sebagai pengarah pengembangan pribadi dan karir sehingga individu pegawai mampu memahami konteks interaksi pembelajaran yang menjadi target jangka pendek, jangka menengah hingga jangka Panjang, berorientasi pada pemecahan masalah (Zeus & Skiffington, 2002; Yirci & Kocabaş, 2011, Sebera, 2004).
Tujuan Coaching di Organisasi
Tujuan dari proses Coaching adalah fokus pada saat ini dan masa depan, menciptakan pola interaksi positif bertujuan memprovokasi ide/pemikiran guna mencapai kinerja organisasi melalui pengembangan individu secara optimal (Kilburg, 2000, Judge & Cowell, 1997).
Baca juga artikel Implementasi Coaching dalam Organisasi!
Tidak sedikit organisasi menyediakan anggaran untuk memfasilitasi penyelenggaraan proses Coaching di internal organisasinya (Travis & Lane, 2006), memperluas ruang pandang pemikiran terhadap topik permasalahan (Clear, 1995).
Survey International Coaching Federation pada tahun 2016 menunjukkan peran kunci dan kontribusi Coaching pada organisasi, diantaranya:
- Peningkatan fungsi kelompok kerja (57%)
- Keterikatan/engagement (56%)
- Produktivitas (51%),
- Kualitas interaksi antara karyawan (45%),
- Hingga percepatan pengembangan kepemimpinan (36%)
Self - Efficacy
Efektivitas proses Coaching adalah memastikan keyakinan diri individu pada tujuan awal yang menjadi latar belakang mendasari ide yang menjadi concern dari proses Coaching (‘fokus pada coachee bukan pada coach’), sehingga menciptakan suasana interaksi Coaching yang mendukung dan terstruktur.
Proses Coaching berorientasi pada keyakinan diri individu pegawai sebagai Coachee bahwa ia mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi (self – efficacy); “Saya mampu menyelesaikan hal ini”. Keyakinan diri Coachee menjadi dasar keberhasilan dari sebuah proses Coaching. Beragam upaya perbaikan yang dilakukan Coachee untuk sanggup menyelesaikan topik yang menjadi concern dalam proses Coaching.
Peran kunci seorang Coach dalam hal ini adalah sebagai mitra yang membersamai Coachee dalam proses diskusi, memfasilitasi alternatif solusi dengan mengoptimalkan beragam sumber daya yang dimiliki Coachee guna menampilkan kinerja unggul melalui langkah–langkah pengembangan diri yang sudah diidentifikasi, dan poin perubahan yang akan dilakukan, didukung dengan komitmen Coachee untuk mencapainya.
Pada akhirnya Individu pegawai sebagai Coachee mendapatkan kesimpulan sebagai insight yang diperoleh dari proses Coaching. Sukses bagi para Future Leader, Fokus dan Terus bergerak dengan energi positif. Semoga bermanfaat!
Lihat juga video Budaya Coaching di Organisasi & Perusahaan!
Artikel Karya: Niken Ardiyanti, LCPC – Batch 50