Proses coaching dimulai dari sejak dahulu kala, sebagai bagian dari proses pengajaran. Ide coaching menurut peneliti Erik de Haan, berasal dari sebuah bentuk transport yang ditarik saat abad ke 15, yang merupakan simbol yang dipakai untuk menjelaskan seorang coach membawa orang-orang ke tempat yang diinginkan. Pengertian coaching bergerak mengikuti jaman, namun seringkali konsep coaching berbaur dengan mentoring, consulting dan training.
Secara lebih sederhana, coaching dianggap sebagai proses ketika Anda dibantu oleh seorang coach untuk mencapai suatu tujuan. Coach hanya membantu Anda untuk berpikir, menggali semua pengetahuan yang telah Anda ketahui, mengingatnya kembali, merestrukrisasinya kembali menjadi suatu solusi dan action dari problem atau tantangan yang didapat. Namun mentoring merupakan proses berbagi pengalaman dan pengetahuan dari seorang yang sudah berpengalaman kepada orang yang ingin belajar di suatu bidang tertentu. Consulting adalah ketika Anda meminta bantuan seorang ahli untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dan training merupakan proses transfer kemampuan kepada peserta training.Jadi perbedaan utamanya, dalam coaching, jawaban atau hasil yang didapat adalah dari coachee sendiri, sedangkan mentoring, consulting maupun training, hasil yang didapat adalah transfer ilmu/ pengetahuan dari yang memberikan, bisa dari mentor, konsultan maupun trainer.
Dalam kehidupan bekerja , saya mendapati bahwa coaching merupakan cara yang cukup kuat untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dari rekan-rekan kerja yang sudah mempunyai kemampuan cukup kompeten di bidangnya, sehingga membantu mereka menemukan suatu solusi dari tantangan yang dihadapi dengan menggali pemikiran mereka sendiri dengan cara yang efektif, memformulasikannya menjadi aksi dan meminta komitmen mereka untuk melakukan aksi tersebut. Karena coaching merupakan hasil pemikiran yang digali dari mereka sendiri, saya anggap menjadi lebih kuat dari sekedar mentoring, yang merupakan informasi searah dari mentor. Komitmen aksi coachee lebih dapat diharapkan dalam proses coaching. Adapun kombinasi dari proses coaching dan mentoring dianggap juga suatu pendekatan yang komplit dari suatu interaksi di perkantoran, karena mengkombinasikan pemikiran dari coachee juga mentor.
Coaching dalam perkantoran bisa dilakukan untuk karyawan-karyawan dengan prestasi puncak, agar mereka bisa lebih memacu prestasinya, atau karyawan dengan kapabilitas unggul namun prestasi kerjanya biasa-biasa saja, atau karyawan dengan prestasi stagnan , dan juga karyawan dalam status transisi.
Baca juga artikel Coaching untuk Meningkatkan Kompetensi Mengelola Manusia di ERA 4.0!
Pendekatan coaching di dalam organisasi diyakini dapat meningkatkan retensi karyawan dalam pekerjaan, karena pendapat dan pengetahuan mereka dapat dipakai di pekerjaan dan karyawan tersebut merasa didengarkan pendapatnya, dan sebagai salah satu wadah komunikasi yang efektif antara para karyawan di kantor.
Saksikan webinar Loopositivity Alumni Berbagi “Unleashing Peak Performance: Effective Ways to Accelerate Business Growth”, klik link ini!
Artikel Karya: Sylvia Lionggosari, LCPC – Batch 54