Loop Institute of Coaching

Navigasi Hidup: Menemukan Keseimbangan melalui Coaching

Dalam menjalani hidup, seringkali kita memegang berbagai peran penting dalam setiap fase hidup. Kadang kita adalah pekerja yang berdedikasi, kadang kita adalah orangtua yang penuh cinta, atau mungkin kita juga adalah seorang sahabat yang setia. Dalam gejolak peran-peran itu, terkadang kita merasa tersesat. Dengan berbagai permasalahan hidup yang datang dan pergi, ada kalanya kita membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa menemukan kembali nilai-nilai yang penting dalam hidup kita, yang membuat hidup ini lebih bermakna.

Mari kita lihat kisah Polaris. Ia adalah seorang profesional muda yang sedang meniti kariernya di Ibukota. Polaris adalah kakak tertua dari dua adiknya yang masih kuliah, kedua orang tua Polaris sudah pensiun dan otomatis hal ini membuat Polaris menjadi tulang punggung keluarga. Polaris menjalin hubungan kasih dengan seseorang yang dia kenal sejak masih kuliah. Mereka sama-sama meniti karir professional di Jakarta, merantau dari kampung halaman. Di tengah segala peran ini, Polaris sering kali merasa seperti dia kehilangan diri sendiri. Keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, asmara, dan dirinya sendiri menjadi semakin sulit diwujudkan.

Navigasi Hidup: Menemukan Keseimbangan melalui Coaching

Suatu hari, Polaris mendengar tentang coaching melalui seorang teman. Cerita temannya tentang bagaimana coaching membantunya menemukan keseimbangan hidup dan mencapai tujuan-tujuannya menarik perhatian Polaris. Dia memutuskan untuk mencoba.

Berdasarkan rekomendasi dari temannya, Polaris bertemu dengan seorang coach professional. Bersama, mereka mulai bermitra untuk menemukan apa yang sebenarnya penting bagi Polaris dalam hidupnya. Coaching membantu Polaris mengidentifikasi nilai-nilai inti dan tujuannya. Ini memberikan pandangan yang lebih jelas tentang arah yang ingin dia ambil.

Karena keberhasilan di sesi pertama, Polaris merasa perlu melanjutkan sesi coaching dengan coach professional tersebut. Polaris merasakan kelegaan yang luar biasa setiap kali selesai sesi coaching. Ia merasa didengarkan, dibantu untuk mengenali hal-hal yang selama ini luput dari kesadarannya dan berhasil menemukan gagasan-gagasan baru untuk mengatasi hambatan-hambatan yang menghambat kemajuannya. Salah satu hambatan utama adalah rasa bersalah. Polaris sering merasa bersalah ketika harus fokus pada karier profesionalnya, jarang pulang ke kampung halaman karena kesibukannya. Seringkali Polaris lebih memilih untuk menghabiskan waktu luangnya Bersama kekasihnya. Coach membantu Polaris merancang strategi untuk mengelola rasa bersalah ini dan memberikan panduan bagaimana menyeimbangkan waktu antara pekerjaan dan keluarga.

Waktu berjalan, Polaris mulai melihat perubahan positif dalam hidupnya. Dia merasa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan, lebih bahagia, dan lebih puas dengan perannya dalam keluarganya. Polaris juga berhasil menemukan cara untuk membangun komunikasi yang lebih terbuka dengan kekasihnya, dan hal ini membuat hubungan mereka semakin kuat dan didasari oleh rasa saling pengertian satu sama lain. Coaching membantu Polaris menemukan keseimbangan dalam menjalankan peran-perannya yang selama ini menjadi sumber keresahannya.

Navigasi Hidup: Menemukan Keseimbangan melalui Coaching

Cerita Polaris adalah ilustrasi nyata tentang bagaimana coaching dapat membantu seseorang menavigasi kehidupan, menemukan keseimbangan dalam berbagai peran, dan mencapai tujuan hidup. Coaching bukan hanya alat untuk mencapai sukses, tetapi juga proses penemuan diri yang dalam. Dengan bantuan seorang coach yang berpengalaman, kita dapat menghadapi tantangan kehidupan dengan lebih yakin dan menjalani hidup yang lebih bermakna dan memuaskan. Jika Anda merasa tersesat dalam peran dan situasi hidup Anda, pertimbangkan untuk mencoba coaching. Seperti Polaris, Anda juga bisa menemukan keseimbangan dan terus bertumbuh menjadi versi diri Anda yang lebih baik setiap harinya.

Tonton Webinar Loopositivity: Matra Kehidupan “Memahami Diri untuk Kebermaknaan Hidup”, disini!

Artikel Karya: Ajeng D. Indriyani, LCPC – Batch 55

Scroll to Top
Scroll to Top