Ketika saya diminta Tim Proyek untuk menghadiri peresmian jalan tol Balikpapan, Samarinda oleh Presiden RI di bulan Maret 2020 yang lalu, air mata yang saya coba tahan ternyata mengalir juga ketika tombol peresmian dibunyikan, ada peristiwa dan pengalaman di balik itu. Apalagi ketika teman-teman Tim Proyek menyadarkan lamunan saya dan memberikan selamat dan bersorak “mbak, ini hasil coaching mbak ternyata” kami bisa berhasil dan berkarya buat negara.
Apa iya? Lamunan saya mundur ke beberapa tahun yang lalu, dimana saya dan beberapa rekan kerja diundang kesana. Proyek 6 Triliun itu memerlukan suatu treatmen di dalam mengembangkan sumber daya manusianya. Tim inti proyek ini harus kompak, bekerjasama, berkolaborasi sehingga proyek bisa selesai tepat waktu, memberikan laba, bukan berkompetisi, saling curiga dan menyalahkan antar section. Saat itu yang terpikir adalah mencari satu treatmen yang efektif dan pilihan yang bisa menjawab semua ini adalah melakukan proses coaching untuk tim inti proyek . Mengapa Coaching ?
Beberapa alasan kenapa coaching bagi pimpinan, efektif dalam mendorong peningkatan kinerja yaitu:
(1) menstimulasi munculnya kesadaran , ide, pemikiran, dan bisa jadi munculnya kemungkinan kreatif yang merupakan terobosan baru.
(2) Bisa menumbuhkan rasa percaya diri dan sikap positif pimpinan karena memunculkan pemikiran, ide-ide kreatif dari dalam diri nya sendiri.
Dimulai dengan individual coaching dilakukan untuk semua tim inti proyek, dilaksanakan sore hari dengan cukup efektif. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini lebih pada budaya coaching yang belum terlalu popular di perusahaan, terkesan manis dimulut namun kurang didukung secara konsisten oleh Tim manajemen perusahaan.
Training memang masih menduduki posisi yang lebih diprioritaskan. Dianggap melalui training dapat memberikan solusi untuk memperbaiki kelemahan dari karyawan, yang bila dikaji hal tersebut lebih bersifat sementara dalam arti penambahan skill untuk mengatasi kelemahan yang sedang dihadapi.
Salah satu gebrakan coaching inilah yang dilakukan kepada tim inti proyek dengan tujuan meningkatkan kekuatannya (potensi diri) agar mereka bisa memberikan pengaruh yang besar bagi perusahaan. Ada upaya yang cukup besar untuk meyakinkan bahwa pengembangan SDM melalui program coaching ini sangat efektif, dan ini kami buktikan dari pembenahan tim inti proyek dengan 6 kali sesi individual, dan 3 kali group coaching di tahun pertama.
Dimulai dengan pre-sesi coaching, menjelaskan apa arti coaching, proses, bentuk hubungan dan menanamkan perilaku bertanya yang akan dilakukan oleh coach untuk menggali segala pemikiran dan potensi diri yang bisa jadi belum sepenuhnya disadari oleh coachee, sehingga dibutuhkan keterbukaan, kejujuran, kerjasama dan saling percaya selama proses ini berlangsung. Durasi dan waktu pelaksanaan juga didiskusikan, termasuk etika confidentiality yang akan dipegang oleh coach.
Arahan Tim Manajemen di awal menjadi agenda besar dari masing-masing individu dan dibiarkan mengalir dimana masing-masing anggota memfokuskan sasaran masing-masing yang menjadi tujuan utama coaching.
Sesi per sesi dilakukan dan saya harus angkat topi dengan proses coaching ini, dimana sikap apatis yang tadinya dimiliki oleh hampir semua tim dengan perlahan mulai mencair, banyak ide-ide yang dilontarkan, solusi dan penemuan diri sehingga mampu mengenali kekuatan dan area yang harus masih perlu ditingkatkan, sementara sebagai coach tetap mencoba mendorong dan membantu coache-coachee kami untuk memeperluas sudut pandang tentang pekerjaan, pandangan terhadap diri dan kepemimpinan yang mereka miliki.
Diselingi dengan sesi group coaching, semakin kami merasakan penurunan ego, kepedulian untuk mendengarkan satu sama lain mulai muncul diantara tim inti proyek. Dan ketika sesi individual berakhir dan ditutup di akhir sesi dengan group coaching, sebagai coach saya betul-betul melihat, merasakan tujuan tim inti proyek bisa dicapai.
Pada akhir sesi mereka membuat pohon komitmen dimana rencana aksi yang dilakukan diletakkan di cabang dan ranting pohon sebagai bukti kekuatan komitmen tim proyek. Kepedulian, bekerja sama dan berkolaborasi serta mampu memanajemeni waktu muncul dari perilaku mereka dengan penuh disadari. Ketika pohon komitmen itu berdiri semua bergumam “wow” dahsyat sekali proses coaching ini. Sulit untuk dipercaya semua tim inti proyek sangat puas dengan pengalaman coaching yang mereka lakukan.
Perjuangan membawa tim ini menyelesaikan sesi coaching ini hingga membuahkan hasil memang tidak mudah, sebagai coach betul-betul harus fokus akan ungkapan dan pernyataan coacheenya, bersikap netral, menghargai coachee secara utuh, mampu menjaga emosi walaupun terasa cukup sulit mengingat latar belakang coach sebagai psikolog yang kerap memberikan advice, berkomentar dan mengarahkan, terkadang didalam hati tercetus penilaian yang judgemental dimana semua ini betul-betul sebagai pondasi awal untuk membentuk dan merubah pola pikir kami semua sebagai coach. Namun dengan menumbuhkan saling percaya, hadir bersama, berempati dan menyimak dengan sungguh-sungguh. Peran coach memang luar biasa.
Artikel ini terasa seperti cerita ringan, namun saat menjalankannya sebagai coach saya merasakan sensasi yang luar biasa. Sehingga terucaplah COACHING IS POWERFUL dan hal inilah yang membuat saya untuk tetap terus belajar dan mendalami ilmu coaching.
Baca juga Artikel Implementasi Coaching dalam Organisasi!
Artikel Karya: Noeraini Poerwadi – Batch 53