Loop Institute of Coaching

Business Coaching – Ideas For Business Coaches

Coaching business semakin berkembang di jagad raya ini khususnya Coaching di Indonesia. Dengan semakin diminatinya bidang ini serta begitu banyak ‘niche market’ untuk bidang coaching sebagai pilihan usaha, seperti tercakup diantaranya life coaching, business coaching, sales coaching, spiritual coaching atau bahkan happiness coaching. Semakin beragamnya bidang ini, terkadang membuat para calon klien bingung dan mengalami dilema dalam memilih, apa dulu yang mau dikembangkan olehnya, apakah businessnya dulu atau kehidupannya, atau mungkin spiritualnya dulu….dan seterusnya…,dan seterusnya.

Mari kita simak percakapan dua orang rekan bisnis, sebut saja Pak Sam dan Pak Andi. Keduanya memiliki usaha yang boleh dibilang berjalan dengan baik, namun dalam kwartal terakhir ini, usaha Pak Sam mengalami stagnasi sedangkan usaha Pak Andi terlihat semakin maju, walaupun keduanya mengalami kondisi dunia usaha atau situasi krisis yang sama. Dalam kuartal terakhir ini Pak Andi malahan bisa membukukan omzet usaha yang lebih tinggi hampir 100 % dari kuartal sebelumnya. Sedangkan pak Sam hanya boleh puas dengan omzet yang relative sama dengan kuartal yang sebelumnya. Kemajuan pak Andi ini menjadi buah bibir para pengusaha lain dikalangan komunitas pengusaha muda dimana pak Andi dan Pak Sam sama-sama menjadi anggota. Suatu hari, dalam suatu pertemuan yang rutin diadakan setiap bulan sekali, Pak Andi mendapatkan penghargaan sebagai businessman of the month dalam komunitas tersebut karena berhasil membukukan omzet yang fantastis di mana hampir banyak usaha yang gulung tikar, terutama usaha kecil dan menengah. Karena penasaran pak Sam memberanikan diri menghampiri dan menyapa pak Andi.

Pak Sam : “Hallo, Pak Andi, Selamat ya atas keberhasilannya. Wah, Pak Andi ini hebat sekali !”

Pak Andi : “ Aaah, biasa saja Pak Sam, tapi terimakasih atas ucapannya.” Sahut Pak Andi.

Pak Sam : “ Sebenarnya, terus terang saja saya penasaran lho, mendengar usaha bapak bisa naik

hampir 100 % padahal banyak usaha yang turun saat ini, bisa tetap saja dan tidak mengalami penurunan udah bersyukur. Apa sih kiat-kiatnya, kok bisa pak Andi meningkatan omzet sedemikian fantastis ? Bagi-bagi dong tips-tips nya.”

Pak Andi :“ Ooh, boleh saja Pak Sam, sebenarnya ga ada yang istimewa sih, hanya saja kita harus

berani berinvestasi sedikit untuk pengembangan diri kita sebagai pengusaha yang sebenarnya sudah ada dalam diri kita, hanya kita ga sadar kalo kita punya potensi lebih.”

Pak Sam : “ Wah investasi seperti apa itu pak Andi,? Saya kok belum dengar ya?”

Pak Andi : “Itu loh pak Sam… Bapak pernah dengar tentang sesi Business Coaching ? Nah, saya

selama 3 bulan terakhir ini mengikuti sesi coaching ini setiap 2 minggu sekali malahan kadang-kadang seminggu sekali kalau saya merasa perlu kawan diskusi mengenai usaha saya ini.”

Pak Sam : “ Coaching pak ? Emangnya itu bagus pak ? investasi seperti apa yang dilakukan

dengan coaching ini pak Andi ? Kok saya belum paham ya. “

Pak Andi : “Begini pak Sam, coaching ini merupakan investasi juga, karena kita juga

menginvestasikan uang, waktu dan tenaga kita juga, untuk pengembangan potensi diri kita sebagai pengusaha yang sebelumnya kita tidak pernah tau kalau kita memilikinya, juga kita seperti memiliki teman berpikir yang aktif dan handal dalam membantu kita memperoleh ide-ide baru  dan mengembangkan tujuan-tujuan baru yang ingin kita capai.”

Pak Sam : “ooh, begitu. Bolehlah saya jadi ingin mencoba sesi coaching ini. Tapi, mahal ga ya?”

Pak Andi : “kalau masalah mahal atau tidak itu relative pak Sam, tapi kalau melihat hasil yang

saya capai sampai saat ini, saya rasa ‘worth it’ semua investasi yang telah saya tanam untuk mengikuti sesi coaching ini pak Sam.”

Pak Sam : “ Kalo gitu saya mau coba deh ikutan. Terima kasih udah berbagi rahasia suksesnya ya

pak Andi. Boleh saya minta kontak Coach yang membimbing Pak Andi ? Doakan juga, semoga saya juga bisa seperti pak Andi ya.”

Pak Andi : “ Baik.. baik. Pasti saya do’akan. Oh ya ini saya share ya kontak coach saya, semoga

cocok juga sama Pak Sam ya.”

Percakapan diatas, boleh dibilang hampir mewakili anggapan dari para pengusaha yang pernah saya temui. Kebanyakan dari pengusaha merasa bahwa :

  1. Investasi dalam mengikuti sesi coaching atau meng’hire’ seorang Business Coach terlalu mahal
  2. Mereka tidak yakin apakah seorang business coach dapat membantu mereka menjalankan atau mengelola bisnis mereka serta membuahkan hasil yang signifikan.
  3.  Kebanyakan dari pengusaha beranggapan bahwa sesi business coaching ini hanya “a waste of time” alias buang-buang waktu saja dan mereka merasa tidak punya cukup waktu untuk hal ini.

Untuk itu, seorang coach harus dapat meyakinkan calon coachee atau klien bahwa anggapan atau pemikiran mereka itu kurang tepat dan dengan sesi coaching mereka dapat mengalami hal-hal hebat dan menemukan ide-ide dahsyat yang dapat diterapkan dalam mengelola usahanya selain dapat lebih memahami kekurangan dan potensi-potensi yang menjadi kelebihan mereka yang mungkin tidak mereka sadari.

Well, saya jadi terkenang saat saya masih kira-kira 10 tahun, saya kebetulan tergabung dalam tim renang untuk satu petandingan penting kala itu. Tim saya dibimbing oleh seoarang Coach yang menurut saya, Te O Pe Be Ge Te..( Top Banget ) alias cool… banget. Beliau Nampak sangat cool dan selalu seperti bisa membaca perasaan masing-masing aggota tim. Apakah lagi galau,marah, kesal, sedih, berselisih satu dengan yang lain atau kasmaran … pokoknya beliau tahu semua. Dan beliau hanya mengajukan satu dua pertanyaan yang sangat mengena atau memberikan komentar sedikit lalu semuanya menjadi baik lagi. Dalam dunia olehraga renang ini, pencapaian target seperti pemecahan rekor atau torehan rekor waktu baru, memenangkan medali emas, …itu semua adalah usaha individu dan hanya akan menjadi pencapaian tim  dalam estafette yakni pertandingan yang terdiri dari 4 orang anggota. Dengan masing-masing aggota bertanggung jawab untuk menghasilkan waktu tempuh yang terbaik dan tercepat agar dapat membantu anggota timnya yang lain untuk pada  mengalahkan tim yang lain. 

Bagaimana saya bisa berpendapat bahwa coach saya ini seorang yang mumpuni ? Menurut saya beliau ini memang seorang coach handal, karena beliau tidak pernah memarahi saya, atau anggota tim lain, merendahkan kami, ataupun melontarkan kata-kata yang kurang enak didengar, beliau tetap sabar dan respek terhadap kami, walaupun kami masih tegolong anak-anak. Beliau memperlakukan kami sebagai individu yang memiliki kemampuan dan karakter serta pendapat masing-masing  dan  pantas dihargai tanpa pandang bulu. Pendek kata, kalau saya merasa sedih atau malas latihan atau tidak fokus dalam latihan, beliau langsung tahu dan hanya menegur saya dan menanyakan satu dua pertanyaan serta memberikan masukan atau umpan balik atas apa yang telah saya lakukan pada latihan sebelumnya, dan efeknya dahsyat sekali ! saya merasa menjadi terbuka pikiran, terbantu untuk lebih fokus dan merasa termotivasi untuk melakukan latihan saya hari itu.

Saat saya menjadi seorang Business Coach, walaupun bukan dibidang olahraga renang, dan melaksanakan sesi coaching dengan beberapa pengusaha diberbagai bidang yang menjadi klien-klien saya, saya merasa coach bidang olahraga renang ataupun bidang bisnis, more or less the same, alias ‘podo wae’ atau sama saja.

Sebagai seorang Business Coach, kita dituntut untuk dapat melakukan penggalian potensi dari coachee yang menjadi klien kita. Dan kita, harus mampu melakukan hal-hal hebat seperti berikut ini :

  1. Membantu klien menjadi lebih fokus atas bisnis yang dijalankannya dan tetap fokus dengan cara membantu klien menentukan secara tepat apa yang ingin didapat oleh klien dalam menjalankan usahanya. Bila klien memiliki banyak hal yang ingin dicapai fokuskan satu atau dua goals atau tujuan dulu.
  2. Ketika tujuan sudah terbentuk, coach akan bekerja sama dan bertindak sebagai mitra klien dalam perjalannya mencapai tujuan dengan sukses.
  3. Seorang coach juga dapat bertindak sebagai mitra dan sekaligus melakukan penggalian potensi-potensi yang dimiliki oleh kliennya sehingga coachee atau klien dapat bekerja lebih cepat dan efektif dalam menangani masalah atau mengelola bisnis serta mendorong klien untuk merancang rencana-rencana aksi yang accountable.
  4. Coach juga harus dapat menjaga akuntabilitas dan komitmen klien atas rencana aksi yang telah ditetapkan. Terkadang coach juga harus mendampingi klien dan mendukungnya saat coachee atau klien mengalami masa-masa sulit, seperti kurang termotivasi dalam melaksanakan rencana aksi yang telah ditetapkan bersama coach. Pada saat inilah seorang coach harus memberikan support dan mengingatkan klien agar tetap fokus dan tetap komit atas rencan aksinya. Disamping itu pula, seorang coach harus dapat mendukung klien pada saat klien memperoleh ide-ide baru yang mungkin terdengar sedikit “gila” tanpa menghakimi dan tetap memberikan respek terhadap klien.
  5. Selain itu pula, coach harus dapat mengatasi “mental block” dari coachee atau klien. Seorang coach harus dapat membantu klien dan membuatnya menyadari mental block yang dialaminya, yang menghambat klien dalam mengelola usahanya untuk mencapai tujuan. Selanjutnya, klien atau coachee juga ditantang untuk dapat mengatasi mental block yang dialaminya sendiri dan terus maju mencapai sukses gemilang.
  6. Hal dahsyat lain yang harus dilakukan oleh seorang coach adalah, mampu membantu klien dalam pencerahan yang sesuai, yakni dengan membantu klien menciptakan rencana-rencana sukses yang terbaik untuk bisnis yang dikelolanya.

Namun, selain hal-hal dahsyat diatas, sebagai coach, harus pula diingat bahwa caochee atau klien juga membutuhkan feedback atau umpan balik atas tindakan-tindakan ataupun komitmennya terhadap rencana aksi yang telah ia tetapkan. Oleh sebab itu pula, sebagai coach, menurut hemat saya,  harus dapat memberikan umpan balik secara efektif kepada klien atau coachee . Bagaimana hal tersebut dapat dilakukan ?

Berikut ini, izinkan saya berbagi beberapa ‘insight’ tentang cara memberikan umpan balik yang efektif kepada klien.

  1. Lebih cepat lebih baik. Maksudnya adalah berikanlah feedback atau umpan balik secepatnya,  coach seseegera mungkin memberikan feedback apabila klien mengalami sedikit kegoyahan atau kesulitan dalam bidang usaha yang dikelolanya ataupun karir yang ditekuninya. Sebagai coach, Anda harus segera memberikan feedbacknya karena dengan demikian coach akan dapat segera mengetahui apa yang coba dilakukan oleh klien serta membawa pembicaraan dalam sesi coaching ketingkat yang lebih tinggi dan berkembang lagi.
  2. Tetap menjaga  ‘high expectation’ atau ekspektasi yang tinggi dalam artian coach harus tetap menaruh pengharapan yang tinggi kepada kliennya. Sebagai contoh, seorang coach yang sedang melakukan sesi coaching terhadap suatu tim kerja yang terdiri dari berbagai anggota dengan kemampuan skill yang telah teruji, sehingga apa yang mereka lakukan seolah semuanya terlihat hebat, namun untuk seorang coach tidakah demikian, karena hal ini tidak menjadikan coach terpengaruh untuk ikut menganggap apa yang mereka lakukan sudah semuanya hebat, melainkan tetap mendorong anggota tim nuntuk membuat kemajuan lagi dan  bekerja dengan lebih baik lagi. Agar tujuan atau goal yang ditetapkan tim dapat tercapai dengan tetap menjaga akuntabilitas tim atas goal tersebut.
  3. Let them get the feel of it !Maksudnya, coach dituntut untuk mencoba menghubungkan feedback yang diberikan dengan feedback yang diperlukan dan diharapkan oleh klien. Feedback seperti inilah dengan didukung oleh arahan-arahan (dalam bentuk pertanyaan ) yang sesuai,  yang dapat membuat sesi coaching menjadi bermakna dan efektif.
  4. Bicara jujur namun konstruktif. Dalam memberikan feedback kepada coachee atau klien, usahakan untuk tetap menggunakan intonasi pembicaraan secara umum dan biasa, namun dengan cara yang gamblang atau ‘to the point’ , singkat dan jelas. Jujurlah pada coachee , maka klien atau caochee akan menghargai kejujuran Anda sebagai coach, atas apa yang sedang ia lakukan untuk menjadi lebih baik, karena coachee juga mengerti bahwa coach akan membantunya untuk berkembang menjadi lebih baik. Disamping  itu pula,  bicara langsung dan terus terang dalam memberikan feedback kepada coachee akan menghemat waktu, tanpa melupakan  untuk tetap konstruktif dalam penyampaian feedback tersebut sehingga dapat membantu coachee bergerak maju kedepan.
  5. Berikan ‘encouragement’ atau dorongan lebih banyak daripada pujian. Pujian diberikan atas pencapaian yang telah terjadi sedang ‘encouragement’ atau dorongan diberikan untuk mencapai hal-hal dahsyat selanjutnya. Alih-alih memberikan pujian, seorang coach akan menunjukkan mana yang tepat atau yang kurang tepat secara jujur dan konstruktif. Sebuah komentar yang menunjukkan dukungan (encouragement), akan membantu coachee atau tim untuk bergerak maju dan melihat jauh kedepan dengan sikap positif . Walaupun pemberian pujian juga dapat menciptakan sikap positif namun sebuah pujian terkadang juga dapat mengandung arti lain yang tersirat sehingga menjadi kurang efektif dibandingkan komentar yang menyatakan dukungan atau encouragement.
  6. Lihatlah secara menyeluruh. Dalam memberikan feedback, ingatlah untuk selalu memandang sesuatu hal secara menyeluruh dengan helicopter view. Karena akan membantu coach untuk merespon usaha ataupun mengetahui tahapan-tahapan dalam mengembangkan skill dari coachee atau anggota tim serta memahami apakah skill tersebut cocok serta berhubungan dengan cakupan skill yang lainnya. 

Secara singkat dapat digambarkan untuk menjadi seorang business coach yang handal, Anda diharapkan dapat melakukan hal-hal hebat yang dikemukakan tadi dan memberikan umpan balik secara efektif kepada coachee Anda.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Scroll to Top