Loop Institute of Coaching

Home » Artikel » Fish or Hook
Fish or hook

Fish or Hook

“Give a man a fish and you feed him for a day; teach a man to fish and you feed him for a lifetime.”

 

Barangkali kalimat di atas sedikit memberikan gambaran apa itu coaching. Dalam proses coaching, alih-alih menyuapi coachee dengan saran, jawaban serta solusi, sang coach membantu coachee menemukan sendiri jawaban dalam dirinya. Melalui serangkaian awakening questions, coach menggugah coachee, menuntun coachee mengeksplorasi dirinya sampai mendapatkan eureka-nya.

Fish or hook

Kata ‘coach’ sendiri konon bermula di tahun 1550an di Hungaria saat seorang bernama Kocs mewujudkan gagasannya membuat kereta yang ditarik kuda yang disebut ‘kocsi szeker’. Tahun demi tahun berlalu, kata coach mengalami pergeseran arti; dan saat ini secara umum coach dimaknai sebagai individu yang membantu pengembangan personal maupun professional.

International Coaching Federation (ICF) mendefinisikan coaching sebagai bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan professional yang dimilikinya dengan proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.

FURTHER MORE. Lebih lanjut lagi, ICF membedakan coaching dengan counseling, training, dan mentoring. Ciri utama dalam proses coaching adalah kemampuan mendengarkan dan bertanya bukan menjawab – yang merupakan kunci keberhasilan menjadi coach. Jelas bertolak belakang dengan training dan mentoring dimana kemampuan trainer maupun mentor dalam memberikan jawaban merupakan parameter utama. Natalie Ashdown dalam “Bring out Their Best” menuliskan : “Coaching is a powerful technique of listening and questioning that enables a person to gain awareness and identify where they want to be, where they are now, what options they have to move forward and what they will actually do to move forward.”

Tentu ada alasan mengapa dalam proses coaching, jawaban diharapkan datang dari coachee sendiri. Masalah yang lahir dari kesadaran sendiri tidak punya ruang untuk diingkari. Demikian pula jawaban yang didapatkan dari diri sendiri umumnya lebih punya harapan untuk dilaksanakan secara konsisten oleh coachee.

Coaching dapat diterapkan dalam banyak bidang. Misalnya dalam bisnis, pengembangan karir, pengembangan pribadi, kehidupan sosial, pernikahan dan rumah tangga, pendidikan, dan banyak bidang lain.

Artikel Karya: Rafael Lilik Gunawan Adjie, LCPC – Batch 54

Scroll to Top
Scroll to Top