Coaching untuk membuat keputusan – Setiap dari kita pasti menyukai adanya pilihan. Karena memiliki pilihan membuat hidup kita terasa bebas. Memiliki pilihan membuat kita merasa kuasa akan hidup kita. Akan tetapi, memiliki terlalu banyak pilihan adalah hal yang tidak baik untuk hidup kita.
Seiring dengan perkembangan jaman, pilihan yang terbentang di dalam kehidupan kita semakin beragam. Misalnya, beberapa tahun yang lalu, hanya terdapat 1 atau 2 merek kopi yang dapat kita nikmati, namun sekarang terdapat puluhan merek kopi yang dapat menjadi pilihan kita. Variasi akan pilihan ini tidak hanya terbatas pada hal-hal kecil dalam keseharian kita, tetapi juga termasuk pada hal-hal signifikan di dalam kehidupan kita. Seperti misalnya ketika memilih pendidikan yang akan kita jalanin ataupun pekerjaan yang akan kita geluti.
Pilihan-pilihan itu memberikan dampak yang cukup besar dalam hidup kita hingga terkadang membuat kita merasa ‘stuck.’ Membuat kita pada akhirnya berdiam diri. Menghabiskan banyak waktu untuk terus menerus membandingkan rumput manakan yang lebih hijau. Kita terus menerus berpikir guna membuat keputusan yang tepat.
Alhasil kita tidak kunjung membuat keputusan. Alhasilnya hidup kita tidak begerak maju. Dimana kala kita tidak membuat kemajuan dalam kehidupan kita, maka saat itulah kita mengalami kerugian terbesar. Dan ketika kita menghadapi situasi seperti ini, Decision Coaching atau Coaching yang membantu kita untuk membuat keputusan lah yang kita butuhkan.
Pada bukunya berjudul Thinking Fast and Slow, Daniel Kahneman menjelaskan bahwa terdapat 2 sistem di dalam benak kita dalam mengambil keputusan.
Sistem pertama adalah adalah pengambilan keputusan yang cepat dan berdasarkan pada emosi juga naluri, Sedangkan Sistem kedua pengambilan keputusan yang tenang, berhati-hati, dan berdasarkan pada logika. Decision Coaching menggunakan sistem kedua dalam pengambilan keputusan.
Proses pengambilan keputusan dengan Coaching, pada umumnya melewati 3 tahapan, yaitu :
‘Define,’ yaitu tahap berupa penjabaran mengenai masalah yang akan diambil keputusannya, juga gol dan dampak yang ingin didapatkan setelah pilihan tersebut. Pada tahap ini coachee juga membuat daftar akan stakeholder yang akan terkena dampak dari setiap keputusan yang diambil.
‘Analyze , ‘ yaitu tahap ketika mulai dikumpulkan dan diperiksa setiap informasi yang ada untuk mendapatkan akar dari setiap masalah dan mempertimbangkan faktor-faktor yang ada.
‘Decide,’ yaitu tahap dimana coach dan coachee bekerja sama untuk mencari dan membuat daftar dari beragam alternatif pilihan -pilihan terbaik.
Setiap tahap tersebut harus dilalui dengan kemampuan terbaik dari coach. Coach harus benar-benar hadir untuk coachee, mendengarkan secara aktif, menanyakan powerful question, memperhatikan intonasi suara juga gerak gerik tubuh coachee. Dengan demikian pada setiap tahapnya akan terkumpul informasi yang memadai sehingga coach dapat membantu coachee untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, kesempatan, juga hambatan yang ada dalam pengambilan setiap keputusan coachee.
Dalam proses membantu pengambilan keputusan, selain menganalisis, seorang coach juga perlu membantu coachee menghilangkan prasangka-prasangka psikologis yang dapat menghambat coachee dalam mengambil juga melaksanakan keputusan terpenting di dalam hidupnya.
Ingatlah, dalam proses Decision Coaching, bukanlah coach yang mengambil keputusan, melainkan coachee itu sendiri. Coach hanya bertindak sebagai alat bantu agar coachee dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai dirinya, gol jangka pendek, gol jangka panjang, hal yang diinginkan, juga hal yang dibutuhkan. Selain itu coach juga harus memastikan agar coachee tetap on track dalam menjalanin keputusan tersebut.