Coaching untuk persiapan pensiun, Pensiun adalah putusnya hubungan kerja antara karyawan dengan organisasi tempat bekerja pada saat karyawan sudah mencapai usia tertentu. Masa pensiun merupakan tahapan penting dalam kehidupan karyawan, sebab dengan tibanya pensiun berarti berakhir pula karir karyawan di bidang pekerjaan, berkurangnya penghasilan, serta bertambahnya waktu luang yang kadangkadang mengganggunya (Mu’tadin dalam Rosanti & Krisnansari, 2010).
Ada beberapa hal yang menimbulkan kecemasan bagi karyawan dalam menghadapi pensiun, antara lain :
- Berkurangnya penghasilan, yang semula memiliki penghasilan rutin, lalu kemudian berhenti ketika memasuki masa pensiun. Hal ini membuat orang tersebut cemas tidak dapat mencukupi kebutuhan dirinya dan keluarganya.
- Hilangnya kepercayaan diri, karena hilangnya status sebagai pekerja. Beberapa orang ada juga yang terkena Post Power Syndrome, yaitu kondisi kejiwaan yang umumnya dialami oleh orang yang kehilangan kekuasaan atau jabatan, yang diikuti dengan menurunnya harga diri. \
- Berkurangnya aktivitas, sebelumnya setiap hari bekerja, lalu aktivitas tersebut berkurang ketika memasuki masa pensiun.
- Sakit‐sakitan, karena usia menua dan keadaan fisik semakin menurun.
Beberapa hal di atas merupakan contoh kecemasan yang dihadapi ketika seseorang menghadapi masa pensiun. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka para pekerja perlu mempersiapkan banyak hal agar dapat menikmati pensiun dengan dengan tenang. Bagaimana caranya? Beberapa perusahaan memberikan training untuk Masa Persiapan Pensiun, akan tetapi metode tersebut terkadang kurang efektif karena tidak sesuai dengan kebutuhan masing‐masing individu. Oleh sebab itu diperlukan metode lain, salah satunya adalah coaching.
Apakah Coaching itu?
Jika berbicara mengenai coaching, mungkin bagi beberapa orang memiliki pengertian yang berbeda‐beda. Seringkali istilah coaching dianggap sama seperti mentoring atau training. Ada yang menganggap coaching seperti pelatih olahraga yang mengajarkan keahliannya kepada anak didiknya, atau ketika berada di dalam setting pekerjaan, terkadang coaching dianggap sebagai salah satu pendekatan untuk menghadapi karyawan yang “bermasalah”. Padahal sebenarnya coaching sendiri justru lebih luas dari itu. Menurut beberapa sumber, maka makna yang terungkap dari coaching
- Kemitraan, yang menunjukkan adanya kesetaraan antara coach dan coachee. Berdasarkan prinsip ini, maka coach berfokus pada tujuan dan mendukung coachee agar dapat mencapai hasil yang lebih baik dibandingkan coachee melakukan eksplorasi sendiri.
- Pemberdayaan. Proses memberdayakan pikiran berbeda dengan instruksi, mengarahkan atau memerintah. Memberdayakan pikiran berbentuk dialog, diskusi, tanya jawab yang bertujuan untuk memancing/ merangsang proses berpikir mendalam pada diri coachee.
- Optimalisasi. Peran coach disini tidak hanya memastikan coachee menemukan jawaban dari masalah ataupun tujuan yang ingin dicapainya, coach juga memastikan hal tersebut diterapkan oleh coachee melalui tindakan‐tindakan nyata, sehingga pada akhirnya mampu mengoptimalisasi potensi pribadi para coachee.
Dari poin‐poin di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses coaching, yang menjadi “raja” ialah coachee. Mereka yang menentukan apa yang ingin mereka raih dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
Peran Coaching dalam Persiapan Pensiun
Justru ini kuncinya. Kembali lagi ke pengertiannya, maka coaching memegang peranan penting penting disini. Para karyawan ini dapat menggunakan metode coaching untuk mengidentifikasi apa yang sebenarnya menjadi perhatian (concern) dan kebutuhan mereka dalam menghadapi masa pensiun, apa tujuan dan harapan yang ingin dicapai, serta bagaimana menyusun rencana aksi untuk mencapai tujuan tersebut.
Idealnya, coaching untuk persiapan pensiun dilaksanakan beberapa tahun sebelum memasuki masa pensiun dan menjadi salah satu program yang disediakan oleh perusahaan untuk para karyawan. Akan tetapi perlu diingat bahwa semua keputusan dan rencana aksi, semuanya berada di tangan coachee. Coaching hanyalah salah satu alat bantu dalam mengidentifikasi kebutuhan dan menyusun rencana aksi dan coach hanya berperan sebagai fasilitator untuk memastikan coachee tetap berada di jalurnya dalam melaksanakan tujuan tersebut.
source : definisi coaching ICF