Dalam beberapa tahun terakhir, metode coaching banyak digunakan oleh perusahaan sebagai salah satu tools dalam proses people/talent development. International Coaching Federation (ICF) (dalam Loop Institute of Coaching, 2019) mendefinisikan coaching sebagai bentuk kemitraan bersama coachee untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya dengan proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif. Coaching dapat menumbuhkan dan mengembangkan diri melalui membangun kesadaran dan mengeluarkan potensi terbaik dari coachee.
Coaching dalam lingkup perusahaan bertujuan untuk mengembangkan dan memaksimalkan bakat dan potensi pegawai serta membawa mereka mencapai tujuan yang diinginkan, sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Selain berfokus pada pegawai sebagai individu, seorang coach di perusahaan (corporate coach) juga bekerja untuk membantu para pemimpin dari level supervisor, manager, hingga senior manager untuk mengelola tim mereka menggunakan pendekatan coaching.
Metode coaching dinilai mampu memberikan dampak yang baik bagi individu maupun organisasi. Riset yang dilakukan oleh ICF Global Coaching Client Study menyatakan bahwa sebagian besar coachee yang telah mengikuti coaching mengalami peningkatan kinerja, manajemen yang lebih baik, manajemen waktu yang lebih efisien, peningkatan efektivitas tim dan lebih banyak pertumbuhan serta peluang. Studi yang sama menemukan bahwa coaching meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan hubungan, meningkatkan keterampilan berkomunikasi, keseimbangan kerja dan kehidupan yang lebih baik serta peningkatan dalam kesehatan (Loop Institute of Coaching, 2019).
Budaya coaching (coaching culture) memiliki tiga kategori yang jelas yaitu
- coaching diterima dan digunakan sebagai alat untuk mengembangkan orang lain
- pemimpin menggunakan keterampilan coaching untuk mengembangkan karyawan
- coaching behaviors digunakan
sebagai sarana bagi karyawan di semua tingkatan organisasi untuk berinteraksi secara efektif satu sama lain di lingkungan kerja mereka. Lebih lanjut dijelaskan Sharon Ting (dalam Pullen & Crane, 2011) bahwa budaya coaching sebagai sebuah kesatuan di mana para pemimpin dan manajer di dalam organisasi menerapkan keterampilan coaching dan menunjukkan sikap tersebut setiap hari, untuk mengembangkan dan mengelola pegawai saat mereka dituntut untuk menyelesaikan tantangan bisnis penuh tuntutan dan tekanan.
Coaching culture di organisasi dapat memberikan manfaat yang nyata seperti penelitian yang dilakukan oleh Anderson, Frankovelgia & Hernez-Broome bahwa terdapat dampak positif dari menciptakan coaching culture terhadap tujuan strategis organisasi, yang mengarah pada peningkatan hasil bisnis. The Behavioral Coaching Institute menjelaskan bahwa perusahaan yang telah mengembangkan coaching culture secara signifikan mengurangi staff turnover, meningkatkan produktivitas, serta memiliki kebahagiaan dan kepuasan karyawan yang lebih besar di tempat kerja. Penelitian lain yang dilakukan oleh Eldridge dan Dembowski menemukan bahwa coaching culture dapat mendorong komunikasi yang lebih terbuka, membangun kepercayaan dan rasa hormat, serta meningkatkan hubungan kerja (Pullen & Crane, 2011).
Setelah meninjau banyaknya manfaat dari coaching dan coaching culture, langkah selanjutnya adalah bagaimana coaching culture dapat diterapkan di perusahaan. Beberapa ahli telah menawarkan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menerapkan coaching culture yang dapat dijadikan landasan untuk kemudian diimplementasikan di perusahaan.
Referensi
Loop Institute of Coaching. (2019). Modul 1: Konsep Dasar Coaching dan Kompetensi Inti dalam Coaching. Loop Certified Professional Coach Program, (p. 55).
Pullen, B., & Crane, E. (2011). Creating Coaching Culture in a Global Organization. International Journal of Coaching in Organization Issue 30, 8 (2), 6-19.