Loop Institute of Coaching

Home » Artikel » Coaching Adalah Tentang Aktif Mendengarkan Bukan Memberi Saran

Coaching Adalah Tentang Aktif Mendengarkan Bukan Memberi Saran

Bagaimana bisa membantu menyelesaikan masalah orang lain hanya dengan mendengarkan tanpa memberi saran?

sebelum membahas tentang mendengarkan aktif dalam sesi coaching, mari pahami terlebih dahulu apa itu coaching

 

Coaching adalah tentang menciptakan ruang yang aman bagi orang untuk menyadari dan menciptakan solusi dari diri mereka sendiri. Coach yang baik dapat membimbing klien/coachee untuk membentuk perspektif baru, dan dia tahu akan merugikan klien/coachee jika dia memberi “saran”.

Ada banyak alasan untuk ini.

Sebenarnya, setiap orang tahu  jalan untuk mencari jawaban atau pilihan atas tantangan tersulit dan situasi paling rumit yang mereka alami. Mereka hanya membutuhkan ruang, waktu, dan penerimaan untuk dapat merasakan, dan kemudian memikirkan jalan keluar melalui ketakutan, kesulitan, dan komplikasi masalah mereka sendiri.

Ketika orang lain memberi kita saran, itu justru dapat menghambat kreativitas dan pemikiran kita. Sering kali kita tidak bisa membuat jalan koneksi baru di otak kita sendiri. Sehingga peluang untuk menciptakan solusi tersebut menjadi terhambat.

Kita bercerita pada teman yang dipercaya dan orang lain bukan untuk mendapatkan saran, tetapi sebagian besar untuk memberikan ruang bagi diri kita untuk dapat merasakan dan memikirkan jalan keluarnya sendiri. Hanya butuh pengakuan bahwa pemikiran kita benar. Ketika kita bersama pendengar tersebut, kita membutuhkan pendengar yang tidak menggunakan situasi untuk menekankan pengetahuan dan kepentingan diri mereka sendiri.

Kita membutuhkan pendengar yang dapat mendengarkan hal-hal yang berat dan mencemaskan kita tanpa perlu menjadi pemecah masalah, apalagi jika seseorang tersebut bersikap “sok tahu” akan permasalahan yang kita alami.

Ketika kita mencari saran, kita benar-benar membutuhkan untuk tahu keadaan kita saat ini (mental atau fisik) dinormalisasi agar kita bisa masuk ke pemikiran baru yang lebih komprehensif. Kita membutuhkan bagian dari kita yang berantakan, kacau, dan menyesatkan agar kita merasa aman untuk mengekspresikan pikiran kita yang paling menakutkan dan buntu.

Ketika kita akan merasa mendapatkan dukungan dengan cara ini, kita akan rileks dan menghentikan “mental beat up”. Otak kita berhenti melindungi diri, berpura-pura, dan menyempurnakan jawabannya. Setiap orang memiliki sebuah “ruang yang aman” dalam dirinya untuk merefleksikan diri. Dengan melibatkan pusat eksekutif otak kita (korteks prefrontal) untuk tetap berada di bagian yang paling utama dan melindungi sisi lain otak kita (amigdala). Kita dapat menilai situasi dan menghasilkan “self gorvernance” dan solusi yang sesuai dengan kita. Dengan itu kita mulai merasakan jalannya, sehingga kita dapat mulai memikirkan jalan melalui hambatan-hambatan tersebut.

Ketika orang datang kepada kita untuk meminta saran, ingatlah bahwa itu bukan saran yang benar-benar mereka cari (bahkan ketika mereka memberi tahu Anda), mereka percaya Anda dapat menciptakan ruang bagi mereka untuk berubah.

Inilah sebabnya mengapa sebagian besar solusi yang dijabarkan dengan sempurna, tepat dan jelas mendarat di telinga seseorang justru dan sering ditolak bahkan dibenci. Saat Anda menawarkan solusi, Anda kehilangan semua intinya.

Sebagian besar kesulitan kita berasal dari masalah mental dan psikologis yang memanifestasikan diri dalam bentuk fisik. Contoh: Teman Anda yang terus berkencan dengan seseorang yang salah berulang-ulang dan menangis di hadapan Anda setiap kali putus, padahal di satu sisi dia tidak memiliki masalah berkencan dengan pria dengan karakter tertentu. Setiap kali Anda memberikan saran, dia tetap mengulang kesalahan yang sama. Dia memiliki masalah psikologis yang membuatnya menciptakan kembali pengalaman kencan yang sama. Inilah sebabnya saran Anda tidak mendapatkan banyak daya tarik darinya. Karena dalam hal ini Anda mengatasi “gejalanya”, bukan “penyakitnya”.

 

 Dia tidak mau mendengar anda berkata “Kan sudah saya bilang”, karena Anda membuat ini tentang Anda, bukan memposisikan di posisi teman anda. Jika Anda bertujuan untuk membantu atau memengaruhi orang dalam kapasitas apa pun, diperlukan tingkat pendengaran ( mendengarkan aktif ) dan empati yang berbeda. Biarkan mereka mengendalikan dirinya sendiri. Sampai Anda melihat “People as good as they are”, Anda tidak memiliki kekuatan, tidak punya pengaruh, dan tidak punya otoritas moral untuk membantu seseorang berubah.

Tidak hanya itu, seorang coach harus bisa merasakan lebih dalam dari yang mereka perkirakan, mengupas perasaan netral mereka dan memperhatikan perasaan inti di bawahnya. Seorang coach tidak perlu mengetahui secara teknis apa yang mereka hadapi, fokusnya adalah mengetahui posisi mereka secara psikologis dan bagaimana cara terbaik untuk mendukung mereka, termasuk dengan keahlian mendengarkan aktif.

baca juga : 4 Manfaat Coaching

Salah satu kesalahan yang paling sering dilakukan adalah mengabaikan perasaan yang tidak menyenangkan dan ingin melompat mengarahkan mereka ke hal yang lebih produktif. Seorang coach harus mampu menahan perasaan semacam bypass emosional dan spiritual. Itu adalah bentuk represi. Perasaan yang tidak menyenangkan bermetastasis di dalam tubuh dan muncul dengan cara tidak sehat dan destruktif. Anda harus melihat orang lain di mana mereka berada, jika Anda ingin membawa mereka ke tempat yang berbeda.

Membiarkan orang membongkar, mengakui dan memvalidasi perasaan mereka, memungkinkan mereka menormalkan keadaan mereka saat ini dan mulai memproses perasaan mereka. Seorang coach tidak dapat melewati bagian ini untuk membantu coachee. Jika Anda menolak dan menyangkal atau meminimalkan perasaan orang lain, atau langsung menawarkan solusi kepada mereka, mereka akan sibuk membela diri, alih-alih membuka tentang masalah yang mereka hadapi dengan denial.

Jauhi penilaian / judgement.

Anda tidak dapat benar-benar memberi ruang bagi orang-orang dalam rasa sakit dan frustrasi mereka jika Anda menghakimi mereka. Dan menghindari penilaian tidak mudah dilakukan. Kita secara neuro-logis terhubung dengan ego yang memisahkan yang benar dan yang salah, baik dan yang jahat, kesenangan ataupun rasa sakit.

Cara termudah untuk menghindari Jugdement/penilaian adalah dengan keluar dari ego kita sendiri. Seorang coach harus menyadari bahwa tindakan konstruktif atau destruktif manusia diarahkan pada hasil positif yang berdampak besar. Bahkan seseorang yang melukai dirinya sendiri mempunyai alasan yang terbentuk dari hal positif.

Menjauhi penilaian tidak berarti setuju, atau mengambil sudut pandang orang lain. Itu hanya berarti mengenali perspektif orang lain sebagai kebenaran mereka. Untuk tidak membuat mereka benar atau salah, terpuji atau tidak etis, pemenang atau pecundang. Ketika orang terbuka pada kita, tugas kita adalah melihat keberanian dalam diri mereka, dan menghormati mereka karena telah mempercayai kita.

Coaching adalah tentang mengajukan pertanyaan, bukan memberikan solusi.

Begitu orang memiliki ruang untuk mengekspresikan perasaan mereka, dan kita berempati dengan apa yang mereka hadapi, mereka merasa dilihat, didengar, dan dihargai. Setelah itu akan ada ruang bagi mereka untuk menerima masukan dan melihat berbagai hal dari perspektif yang berbeda.

Saran tidak membantu siapa pun untuk berubah. Orang berubah berdasarkan hasil pemikirannya sendiri. Berhenti berpikir bahwa kita selalu punya solusi hebat dan terbaik untuk orang lain.

Solusi dan saran tidak ada gunanya jika kita tidak memiliki empati untuk memberi ruang bagi orang-orang untuk memikirkan hal-hal yang mereka alami sendiri. Itulah mengapa teknik coaching dibutuhkan untuk dapat membuka “blindspot” dalam diri setiap individu.

# mendengarkan aktif

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Scroll to Top