Semenjak Pandemi melanda dunia dan meskipun saat ini mereda, banyak perusahaan tidak lagi menerapkan kewajiban untuk karyawan datang ke kantor secara fisik. Hal ini menyebabkan komunikasi dengan team member menjadi salah satu tantangan paling berat yang dihadapi hampir semua Leader, sehingga meningkatkan engagement dan juga evaluasi kinerja menjadi prioritas perhatian perusahaan dan semua Leader didalamnya.
Untuk menghadapi tantangan ini, maka Team Coaching menjadi solusi yang diharapkan bisa meningkatkan engagement dalam sebuah unit kerja. Sebelumnya, untuk memastikan setiap team member dapat mencapai kinerja yang diharapkan, mentoring adalah hal yang biasa dilakukan oleh leader kepada setiap individu. Melalui team coaching (baik individual maupun “team coaching”), KPI perusahaan yang diturunkan kepada pegawai dapat menjadi tema bersama yang dicarikan komitmen solusinya oleh sebuah unit kerja.
Penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang sangat engage memberikan profitabilitas 21% lebih tinggi. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan engagement karyawan dapat mengurangi absen/ ketidakhadiran sebesar 41%. Pengurangan ini didorong oleh peningkatan engagement, serta tingkat komitmen yang lebih tinggi terhadap perusahaan. Penurunan ketidakhadiran meningkatkan produktivitas dan meminimalkan kehilangan profit.
Dengan team coaching, setiap team member akan merasa dilibatkan dan solusi yang muncul dan menjadi komitmen adalah hasil solusi bersama, sehingga melalui proses ini tentunya engagement akan meningkat. Individual coaching juga terbukti dapat meningkatkan engagement dan kinerja pegawai, karena individu dilatih untuk dapat menyampaikan dan menerima umpan balik dengan benar, diperhatikan secara personal, namun tetap berfokus pada kinerja serta merasa memiliki dan bertanggung jawab atas solusi yang dia pilih untuk dapat diimplementasikan.
Baca Juga artikel Membangun Tim yang Inovatif melalui Coaching!
Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan untuk meningkat engagement dengan coaching:
- Sebelum mulai melakukan coaching, pastikan ada harapan bersama untuk diskusi coaching.
- Jaga agar percakapan tetap fokus dan sesuai rencana, dan buat dialog dua arah.
- Mintalah informasi dari coachee untuk mengetahui bagaimana dia menilai sendiri perilaku, kekuatan, dan areanya sendiri untuk perbaikan.
- Dengarkan untuk benar-benar memahami sudut pandang unik orang lain. Jadilah pendengar yang efektif.
- Berikan umpan balik yang tepat waktu, spesifik, dan objektif.
- Mampu menghadapi situasi sulit, seperti meredakan dan mengatasi reaksi defensif terhadap umpan balik korektif.
- Ajukan pertanyaan yang efektif, terbuka, dan mengklarifikasi, diikuti dengan keheningan, untuk memungkinkan coachee merenungkan dan menjawab pertanyaan sepenuhnya sebelum beralih ke pertanyaan / subjek berikutnya.
- Memfasilitasi proses brainstorming dan pemecahan masalah dalam diskusi pembinaan alih-alih hanya memberikan jawaban kepada coachee.
- Bantu coachee untuk memahami dan mengeksplorasi perspektif alternatif ketika mempertimbangkan berbagai tindakan atau solusi untuk suatu masalah.
- Bantulah coachee untuk merasa kembali bersemangat, fokus, dan berkomitmen sebagai hasil dari diskusi pembinaan.
- Dukung coachee dalam membantu mereka mengembangkan rencana aksi mereka sendiri untuk pengembangan mereka. Ini harus mencakup menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
- Tanamkan rasa akuntabilitas pada team member dengan coaching mereka menetapkan langkah-langkah keberhasilan dan menindaklanjuti kemajuan mereka.
Artikel karya: Faiza Kamalia, LCPC – CPCP 48