‘Hidup adalah pilihan. Apa yang kamu pilih hari ini akan menentukan masa depanmu.’ Tentu kita sudah tidak asing dengan kalimat ini. Namun, beberapa orang mengambil keputusan dalam pilihan hidup bukan berdasarkan keputusannya sendiri, tapi masih terpengaruh dan terombang-ambing dengan keputusan orang lain. Kalau bahasa jawanya bisa dibilang ‘manut’. Sehingga jika salah mengambil keputusan, kemungkinan bisa menyalahkan hal-hal di luar kendali dirinya. Padahal memilih untuk ‘manut’ itu juga termasuk pilihan yang tentu sepaket dengan konsekuensinya.
Beberapa di antara kita masih merasa kebingungan dalam menentukan pilihan-pilihan hidup misal bagaimana menentukan jurusan kuliah yang sesuai dengan kebutuhan, prioritas, dan tujuan hidup. Bahkan merasa salah mengambil keputusan karena kuliah dengan jurusan yang tidak sesuai dengan minat, potensi, dan cita-citanya. Hal tersebut berdampak pada meredupnya potensi yang sudah dimiliki. Menurut ahli Educational Psychologist dari Integrity Development Flexibility (IDF), Irene Guntur, sebanyak 87 persen mahasiswa di Indonesia mengalami salah jurusan. Hal ini bisa disebabkan karena dalam mengambil keputusan masih adanya pengaruh dari luar kehendak diri seperti mengikuti teman, saran orang tua, atau lingkungan yang sebenarnya bukan atas keinginannya sendiri.
Artikel karya: Fahma Devi Maulida – CPCP 49