Loop Institute of Coaching

Home » Artikel » Membantu Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus Melalui Coaching 

Membantu Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus Melalui Coaching 

Seperti yang saya alami, menjadi orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus tidaklah mudah. Begitu kita menerima diagnosa bahwa anak kita termasuk kategori anak berkebutuhan khusus, apapun judulnya, hal pertama yang dilakukan orang tua adalah mencarikan tempat terapi yang tepat bagi anaknya, dengan mengabaikan perasaan-perasaannya yang muncul saat itu. Perasaan-perasaan yang terabaikan ini tanpa disadari menjadi hambatan bagi hubungan orang tua, baik dengan pasangannya maupun dengan anaknya, sehingga orangtua menjadi sangat menderita, bingung, kehilangan keceriaan saat mengasuh anak berkebutuhan khusus mereka yang berbeda pola pengasuhannya dengan anak tipikal. Hal ini yang menjadi penyebab utama kurangnya kebahagiaan satu keluarga jika memiliki anak berkebutuhan khusus.  Untuk itu yuk kita simak bagaimana metode coaching dapat membantu orang tua anak berkebutuhan khusus.

 

Menurut The Kubler–Floss Model ada beberapa tahapan perasaan yang dimiliki seseorang jika sedang menghadapi masalah yang berat, seperti masalah orang tua di atas, yaitu:

 

1. Pengingkaran (Denial) 

Saat awal orangtua menerima diagnosa bahwa anaknya berkebutuhan khusus, biasanya orangtua tidak dapat menerima kenyataan yang dihadapi dan mempertanyakan kebenaran diagnosa yang diterima.

 

2. Marah (Anger) 

Kemarahan yang ditujukan bagi diri sendiri dengan menyalahkan diri sendiri, bahwa dirinyalah yang menjadi penyebab atau malah menyalahkan orang lain.

 

3. Kompromi (Negotiate) 

Di phase ini, orangtua merasa bahwa dia bisa mengatasi masalah anaknya sendiri, mencoba semua terapi yang ditawarkan tanpa berpikir itu masuk akal apa tidak. Orangtua menjadi terobsesi dengan segala terapi atau treatment yang banyak ditawarkan, dan berharap bisa mengatasi permasalahan anaknya. Disini sering muncul istilah “belanja dokter” atau “belanja terapi”, yang mengacu pada perilaku ingin mencoba segala hal tanpa melihat relevansinya dengan kebutuhan si anak.

 

4. Depresi (Depression) 

Di titik ini, orangtua merasa sangat sedih dan putus asa ketika semua usaha yang dijalankan tidak sesuai dengan ekspektasinya, sehingga tanpa disadari mereka sering terjebak pada kondisi hidup yang sangat tidak nyaman bagi mereka.

 

5. Penerimaan (Acceptance) 

Dalam phase ini orang tua sudah bisa menerima anak berkebutuhan khususnya seperti apa adanya dan mulai berpikir untuk dapat melanjutkan hidupnya bersama keluarga dengan bahagia.

 

Perasaan-perasaan menumpuk yang berujung pada depresi, bila orangtua tidak bisa keluar sendiri lewat proses self-healing, orang tua membutuhkan seorang therapist atau konselor untuk mengatasinya. Seorang therapist atau konselor akan membantu orangtua untuk healing dari masa lalunya ke kondisi saat ini, sehingga orangtua bisa berdamai dengan masa lalunya. Masalahnya, seringkali orang tua yang berada pada tahap Penerimaan tidak tahu bagaimana harus memulai melangkah dan menata masa depannya. Untuk itu dibutuhkan pendekatan dan pembentukan kesadaran terhadap potensi yang dimiliki orang tua untuk dapat maju dan berkembang, saat itulah orang tua membutuhkan pendekatan coaching bagi dirinya dan pasangannya. Coaching akan membantu orang tua membangun dan membentuk kesadaran terhadap kehidupannya di masa kini untuk menata kehidupannya di masa yang akan datang. Kehadiran seorang coach akan Membantu Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus Melalui Coaching.

 

Baca juga artikel parent as coach!

 

Coaching bagi orang tua anak berkebutuhan khusus akan membantu:

 

1. Menumbuhkan kesadaran orang tua bahwa yang paling mengerti anaknya adalah orangtuanya bukan therapist, guru pendamping, atau guru di sekolah. Sehingga orangtua lah yang nantinya memegang kendali saat menghadapi situasi sulit tidak tergantung kepada therapist anaknya.

 

2. Menumbuhkan kesadaran orangtua sebagai sebuah tim sehingga mereka bisa menikmati kehidupan berkeluarga bersama anak berkebutuhan khususnya.

 

3. Pengasuhan yang positif, tidak hanya bagi anak berkebutuhan khususnya tetapi juga bermanfaat bagi anak tipikal.

 

Metode coaching sendiri tidak hanya akan membantu orang tua tetapi juga anak dalam pengasuhan orang tuanya sebagai parent as coach.

Orangtua anak berkebutuhan khusus yang telah mengikuti program coaching akan takjub melihat percepatan perkembangan cognitive, kesehatan mental, dan interaksi sosial diri mereka dalam membangun keluarga bahagia bersama anak berkebutuhan khusus mereka. selain itu, peran parent as coach juga dinilai efektif karena Orang Tua dapat Memahami dan Mengeluarkan Potensi Anak Melalui Metode Coaching.  

 

 

#saveparents 

#keluargaabkbahagia 

#keluargaautis

#parentascoach 

 

Putu Evy Ardiana Dewi (Evy) adalah Certified Professional Coach dan Certified Play Therapist yang juga memiliki anak remaja dengan sindrom autis di samping anak tipikal lainnya. Passionnya dalam menangani anak berkebutuhan khusus, khususnya anak autis, membawanya melewati transformasi dari seorang engineer menjadi seorang play therapist dengan kekhususan menangani anak autis dan melengkapi kemampuannya dengan coaching skill melalui sertifikasi sebagai professional coach di Loop Institut of Coaching Indonesia.

 

Di samping berpraktek sebagai Professional Play Therapist di beberapa klinik di Jakarta, Evy juga aktif sebagai social worker di satu sekolah boarding untuk anak autis. Ini memperkaya pengalamannya dalam menghadapi berbagai spektrum autis dan berbagai macam orang tua dengan segala permasalahannya.

Artikel karya: Putu Evy Ardiana Dewi, LCPC – CPCP 40

Scroll to Top
Scroll to Top