Merujuk kepada konsep pengembangan karyawan di atas, coaching mendapatkan peran yang sangat penting, berada di Learn through other people. Namun, harus kita akui bahwa dalam prakteknya di beberapa perusahaan terutama dunia industri tambang, coaching mendapatkan pemaknaan yang cukup beragam. Hingga tahun 2000an, coaching sering diartikan sebagai teguran kepada karyawan yang melakukan kesalahan atau orang yang bermasalah dengan cara marah-marah bahkan sarkastik atau berupa ancaman “Awas nanti saya coaching kau” atau setelah marah-marah, seorang atasan akan menutup pembicaraannya dengan mengatakan “Ini coaching ya!” Cukup memprihatinkan sehingga banyak orang yang ”antipati” ketika mendengar kata coaching yang dimaknai negatif.
Coaching adalah teknik yang sangat kuat dalam Mendengarkan (Listening Skills) dan Bertanya (Questioning Skills) yang memungkinkan seseorang mendapatkan kesadaran dan mengidentifikasi diri mereka ingin menjadi seperti apa, dimana mereka sekarang, apa pilihan yang mereka miliki untuk membuat mereka bergerak maju dan apa tindakan yang benar-benar akan dilakukan untuk bergerak maju sesuai nilai (value), apa yang diyakini (belief), prioritas dan sumberdaya yang dimiliki.
- Coaching merupakan bentuk kemitraan yang diarahkan untuk pencapaian tujuan
- Coaching melibatkan proses kreatif dimana seorang coachee diajak untuk berpikir, menemukan ide-ide, dan membuat strategi
- Coaching membuat coachee sadar terhadap potensi dan kekuatan yang dimilikinya dan punya kemauan untuk memaksimalkan semua itu.
Dengan paparan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa coaching berperan sangat strategis dalam pengembangan karyawan guna mewujudkan karyawan yang kompeten dan secara optimal mampu mengembangkan potensinya yang berkontribusi terhadap pencapaian kinerja dan pengembangan karirnya.
Artikel karya: Eko Nugroho, LCPC – CPCP 37