Life coach sudah menjadi trend kebutuhan di zaman now. Bagaimana mungkin? Lagi-lagi pesatnya teknologi informasi menjadi pemicu perubahan kebutuhan dalam struktur sosial kehidupan berkeluarga, keberagamaan, politik, ekonomi, serta pendidikan. Hal ini misalnya dapat dilihat dari besarnya peluang informasi dan tingkat pendidikan justru memperkecil kesempatan meningkatkan taraf sosial ekonomi.
Semakin banyak sarjana S1 dan S2 memperebutkan satu posisi di tempat kerja menjadi salah satu contoh. Penggunaan luas teknologi dari parkir dengan flazz atau emoney, pendaftaran sekolah, pekerjaan online, dan lain sebagainya telah menjadi contoh fakta terpampang di wajah semua generasi, termasuk baby boomer, milenial, serta generasi XYZ.
Mereka ibaratnya penumpang kereta api cepat yang belum sempat menikmati keindahan pemandangan dari jendela,yang keretanya bergerak seperti kilat. Meroketnya kuantitas dan kualitas perubahan informasi perlu diimbangi dengan kecepatan mengambil keputusan dan penyelesaian masalah untuk mencapai tujuan hidup yang bahagia. Oleh sebab itu, sah-sah saja bila muncul kebutuhan akan bantuan seorang Life Coach.
Apa itu Life Coach?
Life coach adalah seseorang yang bisa menjadi partner untuk membantu proses transformasi kognitif dan tingkah laku seseorang dalam mengaktualisasikan potensi pribadi dan profesionalnya.
Indikator kebutuhan Life Coaching
1. Kamu tidak puas dengan hidupmu.
Life coach adalah partner yang akan memfasilitasimu untuk melihat lebih jelas faktor utama yang membuatmu tidak bahagia.
2. Kamu ingin melakukan sesuatu hal tertentu tetapi selalu gagal.
membantu dalam melihat factor-faktor yang menghadangmu dan merubah arah tindakanmu untuk menjadi sukses.
3. Kamu sedang mengalami perubahan besar dalam hidupmu.
Ketika perubahan besar tidak bisa dihindari dan hidup terasa amat sulit, life coach akan menemanimu memilih jalan yang harus dilalui dan bagaimana melaluinya.
4. Kamu merasakan hidupmu “Stuck”.
Life coach bisa menjadi partner yang obyektif dan mengarahkanmu ke langkah-langkah strategis.
5. Kamu punya visi tetapi tidak jelas atau tidak punya visi.
Ketika kamu hanya tahu apa yang kamu mau tapi tidak melihat jalan ke arah sana atau ketika kamu tidak tahu ke mana kamu mau melangkah, coach akan membantu kamu melihat tujuan dengan jalan yang terang untuk masa depanmu.
6. Kamu menyesal berkepanjangan karena tidak bertindak di masa lalu.
Apakah kamu masih menyesali keputusan masa lalu. Pemikiran “Seandainya….” masih terngiang-ngiang di pikiranmu selama bertahun-tahun, seorang life coach akan membantumu membuat makna yang berarti dan bagaimana mencapainya
Dengan melihat indikator-indikator tersebut, sudah waktunya kamu mengatakan “enough is enough” dan segera berpartner dengan seorang life coach.
Setiap tahap tersebut harus dilalui dengan kemampuan terbaik dari coach. Coach harus benar-benar hadir untuk coachee, mendengarkan secara aktif, menanyakan powerful question, memperhatikan intonasi suara juga gerak gerik tubuh coachee. Dengan demikian pada setiap tahapnya akan terkumpul informasi yang memadai sehingga coach dapat membantu coachee untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, kesempatan, juga hambatan yang ada dalam pengambilan setiap keputusan coachee.
Dalam proses membantu pengambilan keputusan, selain menganalisis, seorang coach juga perlu membantu coachee menghilangkan prasangka-prasangka psikologis yang dapat menghambat coachee dalam mengambil juga melaksanakan keputusan terpenting di dalam hidupnya.
Ingatlah, dalam proses Decision Coaching, bukanlah coach yang mengambil keputusan, melainkan coachee itu sendiri. Coach hanya bertindak sebagai alat bantu agar coachee dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai dirinya, gol jangka pendek, gol jangka panjang, hal yang diinginkan, juga hal yang dibutuhkan. Selain itu coach juga harus memastikan agar coachee tetap on track dalam menjalanin keputusan tersebut.