Di lingkup organisasi, sebagian karyawan meyakini bahwa diri mereka memiliki potensi yang dapat dikembangkan serta mampu melakukan banyak hal secara lebih baik dalam bekerja. Kenyataannya tidak semudah itu mewujudkan hal tersebut. Sebagian karyawan lain bahkan mengalami kesulitan untuk mengenali potensi yang ada di dalam diri mereka. Memang dibutuhkan upaya dan fokus yang kuat agar seseorang dapat menggali setiap potensi yang dimiliki, memahami hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengasahnya, maupun memastikan dirinya berkomitmen untuk terus menjalankan setiap rencana aksi.
Salah satu proses yang dapat membantu seseorang dalam membuka potensi diri yang ada di dalam dirinya adalah coaching. International Coaching Federation(ICF) mendefinisikan coaching sebagai bentuk kemitraan bersama klien/coachee untuk memaksimalkan potensi personal dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.
Di lingkungan kerja, proses coaching mendukung para karyawan untuk mengoptimalkan unjuk kerja dan meningkatkan dampak terhadap sasaran korporasi, maupun mengelola isu-isu personal yang dapat mempengaruhi performa di tempat kerja. Ketika mereka menjadi bagian dari proses coaching, ada berbagai manfaat serta dampak positif bagi pengembangan potensi diri, baik secara profesional maupun dari sisi personalnya.
1. Menetapkan tujuan dan bertindak untuk mencapainya
Kebanyakan korporasi menerapkan pelaksanaan sistem manajeman kinerja dalam satu tahun berjalan. Dimulai dengan penetapan sasaran bisnis per tahun secara menyeluruh, yang kemudian diturunkan menjadi sasaran kerja masing-masing individu yang terlibat di dalamnya. Seringkali para karyawan mengalami kesulitan untuk menyelaraskan sasaran kerja mereka dengan sasaran korporasi.
Proses coaching memberikan kesempatan bagi para karyawan untuk menentukan sasaran kerja secara realistis. Selain itu, mereka dapat memikirkan tindakan yang perlu dilakukan guna mendukung pencapaian sasaran tersebut, kemudian menciptakan akuntabilitas yang memastikan mereka menjalankan rencana tindakan secara aktif sehingga setiap sasaran yang sudah ditentukan dapat tercapai.
2. Meningkatkan rasa kepemilikan dan keterlibatan
Ketika para karyawan menunjukkan rasa kepemilikan dan keterlibatan yang kuat di tempat kerja, mereka cenderung menyelesaikan tugas secara lebih efektif dan memberikan kontribusi yang lebih besar, baik bagi tim maupun organisasi. Kondisi demikian membantu peningkatan produktivitas dan level retensi karyawan sehingga menguntungkan karir mereka serta bisnis korporasi secara keseluruhan.
Melalui proses coaching, para karyawan dapat memahami pentingnya rasa kepemilikan dan keterlibatan masing-masing dari mereka dalam bekerja. Mereka pun mendapatkan peluang untuk menemukan berbagai cara guna meningkatkan kedua hal tersebut sehingga pada akhirnya baik para karyawan maupun pihak organisasi sama-sama memperoleh keuntungan.
3. Proses pembelajaran yang lebih mendalam
Proses pembelajaran dan pengembangan pribadi secara berkelanjutan sangat diperlukan oleh para karyawan sehingga mereka dapat menyesuaikan diri secara cepat dengan sasaran dan tuntutan bisnis yang ditetapkan oleh organisasi. Metode peningkatan kompetensi dan keterampilan yang biasa difasilitasi oleh perusahaan antara lain adalah pelatihan di dalam kelas, kerja praktik, kuliah, kursus, lokakarya, seminar ataupun webinar.
Proses coaching, terutama corporate coaching, sebetulnya juga dapat dijadikan sebagai metode pembelajaran dan pengembangan pribadi. Proses tersebut bahkan tidak hanya sekedar menggali bagaimana cara meningkatkan kompetensi dan keterampilan di tempat kerja, melainkan ada proses pembelajaran yang lebih mendalam. Melalui proses coaching, para karyawan dapat belajar lebih banyak tentang diri mereka sendiri, mencari tahu bagaimana orang lain mempersepsikan mereka serta memperbaiki area kepribadian yang mereka anggap perlu dibenahi.
4. Proses yang aman untuk berbagi dan menggali perspektif
Tidak semua karyawan mampu bersikap terbuka dalam menyampaikan pikiran dan perasaannya. Ketika ada karyawan yang memiliki keinginan untuk lebih membuka diri, mereka tetap memerlukan seseorang yang benar-benar dapat dipercaya, membuat dirinya merasa nyaman selama proses bermitra serta sepenuhnya mampu membantu menggali potensi yang ada di dalam diri mereka.
Proses coaching memberikan ruang yang aman bagi para karyawan untuk menceritakan berbagai hal tentang dirinya, termasuk hal-hal yang bersifat sensitif seperti masalah dalam pernikahan ataupun terkait finansial. Coach pada umumnya adalah pihak yang independen sehingga memungkinkan coachee untuk menggali berbagai perspektif, baik yang bersifat personal maupun profesional, tanpa perlu merasa terintimidasi.
5. Membangun kesadaran pribadi
Ada bagian-bagian dalam diri kita yang diketahui oleh orang lain, tetapi kita sendiri justru tidak menyadarinya. Merujuk pada diagram Johari Window, bagian ini disebut sebagai titik buta. Dalam bekerja, tentu saja penting bagi para karyawan untuk menemukan titik buta yang dimiliki sehingga mereka dapat meningkatkan kesadaran pribadi serta menyelaraskan kehidupannya bersama dengan orang lain, termasuk di lingkungan kerja.
Pada dasarnya, seorang coach mampu menggali ide-ide coachee terkait cara pengembangan diri dan membuka potensi diri yang ada dengan metode coaching. Lebih dari itu, ia bahkan dapat membantu mereka menyadari titik buta yang dimiliki. Dengan menyadari bagian dalam diri yang sebelumnya tidak mereka ketahui, para karyawan dapat mengubah kelemahan mereka menjadi kekuatan serta membangun kesadaran pribadi secara menyeluruh sehingga hasil dari pengembangan diri yang dilakukan akan terlihat lebih optimal.
Jadi….. penasaran dengan proses coaching dalam mengoptimalkan performa serta mengelola isu-isu personal yang berdampak pada kinerja? Kenapa tidak mencobanya? Dan bersiaplah merasakan sensasinya ketika Anda berhasil mengenali versi terbaik dari diri Anda di tempat kerja!