Loop Institute of Coaching

Home » Artikel » Implementasi Coaching pada Peran Kepemimpinan

Implementasi Coaching pada Peran Kepemimpinan

Coaching ini bukan hanya sebuah program, tetapi ini adalah sebuah cara memimpin yang efektif. Pertanyaannya, bagaimana mengintegrasikan Coaching kepada banyak peranan kepemimpinan?

Salah satu hal yang disukai tentang Coaching adalah bahwa tidak harus menjadi suatu peranan, program atau aktivitas baru yang menambah beban jadwal kerja yang sudah sibuk. Mengintegrasikan Coaching kepada peranan kepemimpinan atau biasa disebut leader as coach akan dapat meningkatkan efektivitas saya terhadap mereka. Hal ini seperti meng-upgrade CPU komputer. Komputer masih melakukan hal yang sama, hanya lebih cepat dan lebih baik.

Dari sudut pandang lain, Coaching sebagai sebuah program, karena memiliki program tertentu yang akan memberikan keuntungan bagi organisasi perusahan Anda. Tetapi, saya akan berbagi cara-cara yang dapat mengintegrasikan Coaching ke dalam peranan kepemimpinan

Coaching Sebagai Sebuah Program

Coaching sebagai sebuah program adalah sebuah kontribusi yang paling berharga bagi suatu organisasi.

Orang yang di-Coaching atau Coachee yang selalu berfokus pada agenda/jadwal dan proses kerja, akan membuat Profesi Coach menjadi lebih menarik. Sangat jarang sekali, dalam kehidupan sehari-hari dari seorang pemimpin memiliki seseorang yang fokusnya hanya pada mereka, pembelajaran mereka dan tanpa punya maksud khusus.

Beberapa organisasi perusahaan mengembangkan program-program Coaching internal untuk memberikan layanan Coaching secara profesional untuk karyawannya mereka. Coaching Internal ini memiliki ukuran standar profesional tersendiri dalam perihal keterlibatan dan kerahasiaan, tidak sama ukuran standar profesionalnya dengan Coaching External atau Coach-coach yang dipekerjakan dari luar organisasi perusahaan. Karena sejak Coaching External dipekerjakan oleh perusahaan, maka sistem pemeriksaan, persetujuan dan penganggaran yang semuanya menjadi mudah, yang memungkinkan karyawan untuk dapat menerima Coaching lebih banyak, lebih cepat.

Coaching bisa menjadi suatu program yang berharga bagi organisasi perusahaan (Corporate coaching Program) , tapi bukan itu saja keuntungan satu-satunya. Pada kenyataannya, Coaching digunakan jauh lebih terintegrasi dengan peran lainnya sebagai cara memimpin.

Integrasikan ketrampilan-ketrampilan Coaching ke dalam kepemimpinan adalah penting dan perlu, apa pun peranannya.

leader , empower

Coaching Sebagai Sebuah Cara Kepemimpinan

Coaching adalah sebuah pola pikir, ketrampilan / keahlian dan set peralatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan peranan kepemimpinan. Bahkan, mengintegrasikan Coaching pada peranan kepemimpinan adalah penting dan perlu untuk menjadikan kepemimpinan yang paling efektif, apapun bentuk peranan tersebut.

Integrasi Coaching dengan Peran Kepemimpinan

Berikut ini, beberapa cara Anda untuk dapat mengintegrasikan ketrampilan Coaching kepada peranan kepemimpinan untuk meningkatkan efektivitasnya.


  • Pengawas Kerja mengelola, mendukung dan memegang tanggung jawab karyawan terhadap standar-standar dan tujuan-tujuan organisasi perusahaan. Peranan mereka diperlukan untuk bisa langsung setiap saat, tetapi hampir tidak sebanyak yang sering dilakukannya. Coaching dapat diintegrasikan ke dalam pengawasan dalam banyak cara. Sebagai contoh, saat menetapkan agenda untuk suatu diskusi pembahasan. Memberitahu karyawan tentang apa yang ingin Anda bicarakan dengan mereka, kemudian bertanya, “Apa yang ingin hendak kalian diskusikan?” Meminta beberapa klarifikasi pertanyaan tentang apa pun yang mereka menjawab.

  • Berikut ini contoh yang berbeda, sebelum langsung saya menjelaskan kembali kepada karyawan, saya bertanya, “Bagian mana yang masih belum jelas untuk kalian?” Kemudian, saya membahas bagian tersebut, daripada membosankan dan merendahkan diri mereka dengan menjelaskan kembali semua bagian.
  • Konsultan adalah spesialis-spesialis yang dibayar untuk mendapatkan solusi-solusi permasalahan. Perusahaan memiliki masalah dan mempekerjakan konsultan untuk mendiagnosa masalah, kemudian mengajukan sebuah solusi. Kadang-kadang, konsultan ini juga bertanggung jawab dalam mengimplementasikan solusi tersebut. Kadang-kadang tidak juga. Pendekatan Coaching untuk melakukan identifikasi masalah dan pelaksanaan yang meningkatkan hasil.
  • Identifikasi, Mendapatkan klien untuk bicara jujur tentang masalah-masalah mereka, kebutuhan, tekanan sebelum mencoba melakukan solusi dan hasil-hasil yang diinginkan memungkinkan Konsultan untuk menegosiasikan kesepakatan dan harapan yang lebih realistis. Permasalahan Identifikasi– jarang sekali adalah masalah teknis dan atau angka. Biasanya, masalah yang sistemik melibatkan nilai-nilai, pola pikir, dan perilaku orang. Menggunakan percakapan Coaching adalah cara yang efektif untuk menemukan apa yang dan mengapa terjadi.

  • Pelaksanaan, Kegagalan suatu konsultasi adalah kurangnya pelaksanaan dari solusi-solusi yang diusulkan. Ini sama dengan merubah kebiasaan, membutuhkan dukungan dan pemecahan masalah yang berkesinambungan. Coaching pada karyawan pemegang peran utama melalui implementasi solusi permasalahan, dapat menjamin hasil yang lebih baik.
  • Mentor memberikan pengetahuan, saran, bimbingan, koreksi dan dorongan pada bidang keahliannya mereka. Sam Metcalf mengatakan “mentor terbaik adalah Coach yang hebat.” Karena, mentor akan mengintegrasikan ketrampilan coaching secara tidak langsung untuk menarik keluar dari dalam diri karyawan mereka.
  • Teori pembelajaran orang dewasa menjelaskan bahwa orang dewasa ingin mengendalikan pembelajaran mereka. Mereka mungkin ingin membantu, tapi ingin juga memutuskan pembelajaran apa yang mereka inginkan dan kemudian mengambil jalan yang praktis, berorientasi pemecahan masalah solusi praktis. Mentor yang melakukan keterampilan coaching, seperti aktif mendengarkan, menemukan kebutuhan karyawannya daripada memberitahu mereka kebutuhannya, dan menggunakan pertanyaan, pendekatan berbasis penggalian diri akan lebih efektif.
  • Instruktur sering percaya bahwa peran mereka adalah untuk mengajar. Tidak, itu adalah untuk membantu siswa untuk belajar, itu adalah hal yang berbeda sekali. Jika kita berada di sana untuk mengajar, maka kita akan menentukan apa yang perlu siswa ketahui, meneruskan semua pengetahuan dan memberitahu mereka bagaimana untuk menerapkannya.

Jika Anda mengintegrasikan Coaching pada instruksi, maka akan sampai pada perspektif yang berbeda dan mencapai hasil yang berbeda. Sebagai contoh, Coach tahu bahwa alasan utama orang tidak menerapkan pembelajarannya, bukan karena mereka tidak memiliki informasi yang cukup, tetapi karena sesuatu yang lain. Bila prinsip ini diterapkan untuk sebuah workshop, maka akan mengubah segalanya. Saya memotong materi mengajar setengahnya dan mendua-kali-lipatkan waktu untuk difokuskan pada latihan dan menerapkan apa yang kita belajar.


The Salesperson who does the best isn’t the one with the slickest presentation, it’s usually the one who can get potential customers talking. By asking probing questions and listening, the effective salesperson will learn the customer’s needs, what he values, what he’s afraid of, what he has already tried, and what he hopes to get from you. Once you know all this, it’s easy to craft a message to fit the customer’s situation. The whole process uses coaching skills.

Orang Sales yang melakukan terbaik adalah bukan orang yang paling bagus presentasinya, sebenarnya adalah orang yang bisa memahami kemungkinan konten-konten pembicaraan yang ingin diketahui oleh pelanggan. Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan menyelidik dan mendengarkan, Orang Sales yang efektif akan belajar kebutuhan pelanggannya, apa yang ia nilai, apa yang ia takutkan, apa yang telah ia coba lakukan dan apa yang dia harapkan dari Anda. Setelah Anda mengetahui semua ini, sangat mudah untuk menyusun presentasi atau informasi sesuai dengan situasi pelanggan. Seluruh proses tersebut menggunakan keterampilan Coaching.


Integrasi adalah kunci utama untuk semua peran ini. Gunakan keterampilan Coaching kapan pun Anda bisa lakukan, tetapi tetap melakukan kegiatan yang bukan coaching dari kebutuhan peranan Anda. Anda tidak menukarkan fungsi pengawasan untuk Coaching, Anda mengintegrasikan coaching ke pengawasan, kapan pun Anda bisa lakukan.


Sejak belajar Coaching dan mengintegrasikan keterampilan tersebut ke dalam peranan kepemimpinan, saya menjadi lebih efektif pada setiap masing-masing peranan tersebut.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Scroll to Top