Kebutuhan akan pemimpin yang mampu menjadi panutan / role model telah menjadi isu sekaligus peluang bagi organisasi untuk memiliki program pengembangan perilaku kepemimpinan yang lebih fokus. Saat ini gap antara pemimpin di level strategis, pemimpin suksesor dan calon pemimpin masa depan di sebagian besar BUMN di tanah air cukup besar, hal tersebut salah satunya diakibatkan rentang waktu yang cukup lama tidak dilakukannya rekrutmen dan seleksi.
Secara kuantitas dan demografis, jumlah pemimpin di level strategis yang akan memasuki masa pensiun cukup besar. Sedangkan pemimpin di level operasional yang diharapkan menjadi suksesor pun, banyak yang akan memasuki usia pensiun, serta belum efektifnya beberapa perilaku yang terkait dengan kompetensi strategis yang dipersyaratkan untuk dapat efektif menjalankan peran di level berikutnya.
baca juga artikel : coaching mampu meningkatkan diri seseorang
Pada beberapa kesempatan diskusi dengan pegawai di level people leader dan millennials di sejumlah organisasi, jawaban senada mereka lontarkan, bahwa mereka merasa tidak memiliki sosok pemimpin yang dapat dijadikan role model. Kemampuan pemimpin dalam melahirkan dan mengembangkan pemimpin masa depan, kemampuan pengambilan keputusan, serta perilaku dan sikap pemimpin yang bijak dan dapat dijadikan teladan adalah beberapa hal yang dikemukakan ketika ditanyakan mengenai ekspektasi mereka terhadap pemimpin di level operasional dan strategis. Gambaran yang jelas mengenai perilaku dari kompetensi yang dipersyaratkan pun belum mereka miliki.
Perubahan perilaku pemimpin di level operasional dapat menjadi salah satu strategi organisasi dalam menyiapkan suksesi untuk mengisi posisi di level strategis, sekaligus sebagai salah satu upaya menciptakan role model yang dapat dijadikan panutan bagi level di bawahnya.
Coaching untuk Perubahan Perilaku Kepemimpinan
Program coaching dengan tujuan untuk perubahan dan pengembangan perilaku kepemimpinan, terutama untuk mereka yang berada satu level di bawah pemimpin strategis akan berjalan efektif jika peserta adalah para pemimpin yang termotivasi untuk berubah. Artinya, mereka yang memiliki kesadaran dan mulai menapaki jalan untuk menjadi role model melalui pengembangan kemampuan kepemimpinan dan menghidupkan nilai-nilai perusahaan dalam keseharian mereka.
Agar program ini berjalan dengan efektif dan memberikan dampak yang cukup signifikan, terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan. Aspek utama tentu saja pemimpin yang akan mendapatkan coaching, sedangkan aspek
penting lainnya adalah pemangku kepentingan lain, yaitu : manajemen; sebagai sponsor bagi coachee, serta rekan kerja, sebagai lingkungan tempat coacheebertumbuh dan menjalankan program pengembangannya.
Ikuti pelatihan menjadi seorang leader as coach
Artikel Karya Inong Hunain