Loop Institute of Coaching

Home » Artikel » Gaya Kepemimpinan untuk Generasi Milenials

Gaya Kepemimpinan untuk Generasi Milenials

Dari hasil survei sepanjang Februari-September 2020 (Badan Pusat Statistik, 2020)  didapati jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari total populasi berjumlah 270,2 juta jiwa. Sementara, generasi milenial mencapai 69,90 juta jiwa atau 25,87 persen.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kini para milenial dan generasi Z telah memasuki dunia organisasi. Tidak sedikit juga bahwa para leader di organisasi bergengsi di duduki oleh para Milenials. Gaya kepemimpinan era milenials sering sekali mendapatkan kritik dikarenakan pada generasi ini identik dengan turnover para leader terdahulunya. Selain itu asumsi yang diletakkan kepada para Milenial adalah kegemaran para milenial dalam berpindah-pindah pekerjaan. Hal ini tentu saja dirasakan sulit untuk para pimpinan membangun nilai budaya organisasi secara utuh seiring banyak nya pegawai yang silih berganti. 

Namun demikian tidak seluruhnya Milenial bersikap seperti itu. Banyak pula para milenial yang kini menduduki jabatan bergengsi dalam organisasi dan memulai membangun “budaya baru” dalam organisasi. Tidak sedikit dari para milenials ini membawa perubahan dalam organisasi tempat mereka berkarya. 

Oleh sebab itu diperlukan pendekatan khusus dalam menghadapi milenial dengan harapan mereka mampu dan mau berkontribusi, dan lebih penting lagi mereka tetap berkomitmen untuk terus berprestasi maju bertumbuh bersama dengan korporasi dimana berkarir.

Berikut tips dan trik kepemimpinan di era milenials berdasarkan buku “Lead or Leave It to Millennial!” By Jazak Yuz: 

1. Mendorong ide kreatif

Generasi ini adalah generasi yang berpikir kritis dan loyal terhadap kepentingan nya sendiri. Meskipun generasi Z dan Milenial dikenal cukup rapuh dari generasi sebelum nya namun mereka sangat cepat dan tepat menemukan cara-cara baru untuk menyelesaikan tugas mereka. Dengan kata lain mereka sangat Kreatif dan Inovatif.

Jadi jika Anda sanggup bersinergi dengan Kepentingan mereka, maka percayalah mereka akan stay and stand strong dengan Anda

2. Modifikasi Ide

Meskipun generasi Z dan Milenials banyak sekali ide, namun tidak semua realistis untuk di lakukan. Maka ada baiknya ide mereka di modifikasi dengan realita yang ada dan kebutuhan organisasi. Namun, tidak juga langsung memotong ide mereka, karena mereka akan merasa bahwa ide mereka tidak diterima.

3. Penguatan sisi Self Development

Generasi Z dan milenial masih rapuh akan sisi development dalam dirinya. Maka penguatan akan sisi self mereka sangat membantu mereka untuk mengenal mereka lebih dalam. Seperti apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan mereka. Disinilah para generasi terdahulu dapat membantu mereka menemukan apa yang menjadi tujuan mereka.

4. Memberikan Feedback dan Alternatif

Generasi Z dan milenial masih rapuh akan sisi development dalam dirinya. Maka penguatan akan sisi self mereka sangat membantu mereka untuk mengenal mereka lebih dalam. Seperti apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan mereka. Disinilah para generasi terdahulu dapat membantu mereka menemukan apa yang menjadi tujuan mereka.

Yang harus kita lakukan sebagai pimpinan mereka, adalah memimpin mereka dengan cara dan teknik di atas yang terbukti yang cocok dengan tipikal mereka, karena hanya masalah waktu mereka akan meneruskan tongkat estafet kepemimpinan di korporasi Anda. Dengan pendekatan SDM yang tepat mampu menajamkan apa yang menjadi purpose mereka ketika mereka bergabung dalam korporasi.

Salah satu pendekatan sumber daya manusia yang sedang berkembang dan digunakan dalam organisasi adalah coaching, yang kini para leader era milenials mulai merasakan manfaatnya. Hal ini dikarenakan bagaimana coaching membantu para pemimpin menumbuhkan potensi para millenials yang akan menjadi future leaders.

Source : Data Badan Pusat Statistik (2020), “Lead or Leave It to Millennial!” By Jazak Yuz

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Scroll to Top